Intuisi Perasaan : Pada Senja Kemarin Sore

Pada senja kemarin sore
Jauh sebelum ini sajak-sajakku telah tertulis pada Tuan yang tak bernama ku sebut saja 'Kamu'
Kamu yang maya
Hanya nyata dalam tulisan yang ku cipta sendirian
November kembali berkisah pada rasa  Dan temu yang tak sengaja
Kita dan Kata mungkin hanyalah pinta yang saling mengharapkan dalam doa
Pada setiap pertemuan,
Perpisahan selalu menjadi yang paling terluka,
Hingga darah naik pitam dan menghantam,
Itulah kita yang hanya bisa berpasrah pada rasa yang belum terjabarkan,
Meski diantara kita mengerti,
Akan perasaan sendirian,
Namun diantara kita pun tak mampu berucap dan pada akhirnya kembali menjadi orang asing,
Tak saling mengenal,
Tak pula saling mengabari,
Sebab diantara kita percaya bahwa Allah punya JalanNya untuk menyatukan,
Pada mu senja kemarin sore,
Maafkan atas rindu (ku) yang tak berkesudahan,
Meski telah beberapa kali hati berpasrah dan berkata 'Ikhlas' namun lagi-lagi aku menyerah
dan selamat kamu berhasil memberi kenangan berupa rindu yang sesak,
Bagaimana denganmu ?
Apa kau tak ingin minta maaf atas degup jantung seorang perempuan yang kau tinggalkan semakin berdetak ?
Aku tak mampu seperti fatimah,
Yang menyembunyikan perasaannya terlebih aku hanyalah seorang perempuan akhir zaman yang begitu banyak kekuranggannya
dan aku butuh 'Kamu' untuk melengkapinya
Kelak di beranda rumahku,
Aku menunggumu pulang,
Menjemputku dan meminta izin pada Ayahku
untuk berumah tangga bersamamu,
Saat kita telah menjadi sepasang insan yang telah direstuiNya
Kamu menggenggam tanganku dan dosa-dosa kita pun berguguran,
Sungguh romantis bukan ?
.
~Sebuah tulisan pada november yang akan pergi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup