FLUKTUASI KEHIDUPAN


Untuk menjadi sarjana, ada sejumlah SKS yang harus dicicil di setiap semesternya. Dalam pengerjaan skripsi, ada bab demi bab yang harus diselesaikan. Semuanya dikerjakan dengan dicicil, sampai akhirnya 4 tahun berlalu tanpa terasa hingga gelar sarjana diselebrasi dengan wisuda. Jika kita bisa sesabar dan sekuat itu untuk meraih kesuksesan dunia, apakah kita juga segigih itu untuk mencicil kesuksesan akhirat kita Sebab, setiap orang yang mengimani hari akhir, pasti akan sangat mendambakan syurga sebagai pencapaian tertingginya. Setiap orang yang sangat mencintai Allah, pasti akan sangat mendambakan ridho-Nya dan mengharapkan pertemuan dengan-Nya. Memangnya, syurga yang "mahal" itu tidak perlu dicicil?

Kalau kita melihat hidup dalam perspektif yang lebih luas, sebenarnya masalah gagal ini tak hanya melulu tentang sekolah atau pendidikan. Banyak sekali kegagalan yang pernah menjadi episode tertentu dalam hidup kita, yang beberapa diantaranya meninggalkan luka yang masih kita rawat sampai sekarang. Ada yang berjuang melamar sebuah perusahaan besar dan sudah sampai pada tahap wawancara, ternyata gagal. Ada yang sudah belajar dan berjuang mati-matian untuk membangun bisnis, ternyata tak sesuai kebutuhan pasar, akhirnya gagal. Ada yang sudah mengincar seseorang untuk dijadikannya pendamping hidup, ternyata tak sampai harapannya karena ia menikah dengan orang lain, katanya itu juga namanya gagal. Ada yang dengan penuh semangat membuat masakan untuk anggota keluarga, eh tapi lupa menanak nasi saat waktu masak tiba, gagal juga. 


Kalau kita pikir lagi, siapa sih manusia yang tidak pernah gagal dalam hidup ini? Gagal itu sebenarnya adalah hal yang biasa dalam hidup. Bertumbuhnya kita hari ini, suksesnya kita hari ini, pasti ada andil kegagalan didalamnya. Kaki yang bisa berlari hari ini, dulu pernah jatuh berkali-kali saat kita masih belajar berjalan. Tangan yang lihai memasak, pasti pernah teriris pisau atau terkena panas api dalam proses belajarnya.Kegagalan merupakan suatu proses alamiah yang akan senantiasa menemani setiap proses kita menuju keberhasilan.

Hidup setiap orang memang berdinamika dengan segala fluktuasi di dalamnya.Kemudian, titik-titik esktrem yang ada pada dinamika tersebut boleh jadi membuat kita bertanya-tanya, dimana semua ini akan bertemu dengan titik akhirnya, dengan batasnya. Semoga Allah selalu menguatkan hati dan kaki kita untuk tetap bergerak menuju pada keridhoan-Nya, dalam apapun tema perasaan kita.Sedih ada batasnya, bahagia juga ada batasnya, tapi upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk mencintai-Nya tidak boleh ada batasnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup