JALAN TERJAL BELAJAR


 

Di kelas yang tanpa dinding dalam kehidupan ini, kerap kali kita dapati ada orang-orang yang begitu mudah menguasai berbagai hal untuk memudahkan kehidupan nya. Lalu membuat kita bertanya pada diri; mengapa begitu mudah baginya, dan begitu sulit bagi saya? Mengapa ia bisa dengan cepat menguasai, sedangkan saya harus setengah mati berusaha mempelajarinya?

Ok. Here is the thing. 

Kita tidak pernah benar-benar tahu tentang apa yang telah dilewati oleh orang lain. Kita mungkin tidak menyaksikan malam-malam panjang yang ia habiskan untuk belajar, waktu yang ia kuras untuk berlatih, dan berbagai perjuangan yang ia lakukan dalam hening tanpa perlu mengabarkan semua itu pada oranglain. Sehingga dalam kacamata kita, semuanya terlihat begitu mudah. Padahal barangkali yang kita tak lihat; ia pun sebenarnya telah berdarah-darah. Hanya saja, memang tidak semua hal perlu untuk diceritakan. 

Jika pun memang seseorang diberikan kemudahan, sementara kita harus menempuh sesuatu dengan begitu kesulitan, it's totally ok. Ya, sungguh tak mengapa jika memang pada kenyataannya kita membutuhkan waktu yang lebih banyak dan upaya yang lebih besar untuk bisa mengusahakan sebuah hasil yang sama dengan orang lain. Sungguh, tidak apa-apa. Jalani saja.

Kabar baiknya adalah, semua proses itu pada akhirnya akan terbayar. Tidak ada usaha yang sia-sia. Ya, jika kita tidak melulu meletakkan hasil pada tataran ekspektasi dan harapan kita. Bahwa tidak semua hal harus terbayar dengan segala sesuatu yang berbentuk materi. Atau sesuatu yang secara kasat mata dapat kita genggam. Atau sesuatu yang akhirnya memberikan kita ganjaran yang dapat kita ukur dengan timbangan manusia.

Usaha tidak ada yang sia-sia. Berlelah-lelahlah kita dalam belajar, dalam mengikhtiarkan sesuatu, semuanya akan terbayar lunas, lunas-lunasnya.

Manakah yang kita harapkan sejak awal memang bukanlah sesempit hal-hal yang ada di dunia fana ini. Tapi, ridho-Nya semata. Balasan dari-Nya yang tidak mengukur segala sesuatu dari hasilnya belakang, tapi justru dari seberapa berat, seberapa terjal, dan seberapa kita ber kuat untuk menjalani perjalanan yang telah ia takdirkan.

Ya, betapa menyenangkannya keyakinan itu titik keyakinan bahwa hasil yang sejati akan selalu sebanding dengan seberapa beratnya perjalanan yang kita tempuh untuk meraihnya. Dan hasil itu memang tidak harus selalu sesuai dengan keinginan kita atau keumuman penilaian manusia. Sebab, pada akhirnya perencanaan kita yang akan menjadi nyata hanyalah sebatas pada apa yang sejalan dengan ketetapan takdir-Nya. Maka, hasil yang tidak menghianati usaha itu adalah apa yang terjadi tercatat di sisi-Nya, bukan yang tampak berwujud nyata dan mampu kita raba.

Sebab yang kita tidak selalu tahu dan tidak mampu untuk kita ukur adalah tentang bagaimana Allah menetapkan balasan pahala bagi orang-orang yang tengah berusaha. Ada malaikat yang mencatat setiap detail dari tingkah dan laku kita. Semuanya itu akan dihitung, dengan perhitungan yang lagi-lagi berbeda dengan perhitungan manusia.

Maka, jika hari ini kita masih bergelut dengan segala upaya yang sepertinya belum berbuah, maka barangkali kita masih diberi waktu untuk memperpanjang kesabaran. Kesabaran itulah yang akan menjadi nafas yang menentukan seberapa panjang langkah kita untuk terus mendaki. Betapapun puncak itu belum terlihat, yakinlah bahwa setiap langkah kecil itu tercatat. Dan catatan itu itu tidak sedikitpun meluputkan satu hal pun. Semuanya lengkap, dan hasil yang sejati itu akan kita nikmati. Jika tidak kini, maka mungkin nanti.

Tugas kita selanjutnya adalah memastikan satu hal; kepercayaan hati bahwa ketetapan-Nya saja yang paling indah.

==================================

📖📚 Arrifa'ah: Kelana Sunyi

~ Untuk diri yang terus berlajar; Dian Rahmana Putri









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup