Abdurrahman bin Auf ra

Abdurrahman bin Auf ra, merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga. 

Sejarah mencatat kontribusi yang luar biasa oleh Abdurrahman bin Auf ra, diawal perjuangan islam ketika baru merangkak naik dari gerakan menuju negara. Diawali dengan keteguhan iman seorang Abdurrahman bin Auf ra, ketika harus meninggalkan semua hartanya dan hanya tinggal membawa sehelai baju yang dipakainya saat berhijrah dari mekkah ke madinah. 


Abdurrahman bin Auf ra merupakan seorang sahabat yang Allah swt berikan rezeki yang melimpah. Di mekkah keluarga Abdurrahman bin Auf ra merupakan keluarga yang di hormati secara keturunannya. Keluarganya memiliki keahlian dalam berdagang, bahkan sejarah mencatat keistimewaan keluarga Abdurrahman bin Auf ra adalah kebebasan berdagang baik di negara Romawi, maupun di Persia yang dimana tidak semua pedagang atau pengusaha bisa berdagang diantara dua Imperium terbesar yang saat itu saling bermusuhan. 

Maka ketika saat berhijrah dari mekkah menuju madinah bisa dibayangkan seberapa besar kekayaan Abdurrahman bin Auf ra yang harus ditinggalkan. Jika bukan karena kuatnya iman tidak mungkin hal tersebut bisa terjadi. Saat itu hanya sehelai pakaian yang melekat pada badannya, harta yang Abdurrahman bin Auf ra bawa dalam berhijrah. Hampir 500 km perjalanan dari mekkah ke madinah untuk berhijrah beliau lewati. Meninggalkan seluruh keluarga, harta, serta dunianya demi berhijrah memenuhi perintah Rasulullah Saw. 

 Sesampainya di madinah Abdurrahman bin Auf ra dipersaudarakan dengan saudara anshar yaitu Saad bin Rabi ra. Saad bin Rabi ra merupakan orang paling kaya di madinah, dimana beliau memiliki kebun kurma yang sangat luas, berton-ton gandum setiap bulan dipanen dari tanah garapannya. Ditambah ribuan unta dan domba yang dipeliharanya. Kekayaan yang sungguh luar biasa ditengah daerah madinah yang tergolong tidak subur. 

Ketika Abdurrahman bin Auf ra dipersaudarkan dengan Saad bin Rabi ra, Saad bin Rabi ra yang baru mengenalnya langsung menawarkan hartanya untuk dibagi dua dengan Abdurrahman bin Auf ra. Tidak hanya sampai disitu, bahkan Saad bin Rabi ra menawarkan salah satu istrinya untuk dipersunting oleh Abdurrahman bin Auf ra, dan siap untuk menceraikannya dan dipersunting oleh Abdurrahman bin Auf ra. Sungguh persaudaaran yang indah, jika bukan karena kecintaan kepada Allah Swt dan Rosulnya tidak mungkin ukhwah yang indah ini bisa terjalin. Baru saja bertemu, mengenal pun belum begitu dalam, tapi separuh harta dan istri seorang pria terkaya di Madinah siap diberikan kepada seseorang yang baru ditemuinya. Namun jawaban yang luar biasa Abdurrahman bin Auf ra katakan kepada saudara barunya Saad bin Rabi ra. ”Terimakasih saudara ku. Aku menghormati keputusan mu untuk membagi dua harta milik mu. Semoga Allah memberkahi mu. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Rasulullah mengajarkan ku untuk selalu hidup di atas kekuatan kaki ku sendiri. Sekarang aku hanya ingin kau mengantar ku ke pasar. Aku akan berdagang”. Jawaban seorang muslim sejati. 

Abdurrahman bin Auf ra, beliau lebih memilih untuk berusaha sendiri dan tak mengingankan apapun dari harta saudaranya Saad bin Rabi ra, padahal Abdurrahman bin Auf ra dalam keadaan tidak mempunyai apapun selain pakaian yang digunakannya. 


Bani Qainuqa Saat itu Abdurrahman bin Auf ra langsung diantar oleh saudaranya Saad bin rabi ra, ke pasar Bani Qainuqa. Pasar Bani Qainuqa merupakan pasar terbesar di yatsrib atau madinah, dimana pedagannya didominasi oleh orang yahudi dengan segala tabiatnya. Pasar yang dipenuhi dengan dagangan mulai dari budak, pelacuran, minuman keras, dengan sistem bunga atau riba yang tinggi, dan tabiat menimbun barang agar barang tersebut mahal sudah menjadi hal yang wajar di pasar Bani Qainuqa. Tabiat buruk orang yahudi dalam berniaga yang bahkan masih sama dengan kondisi saat ini. Mulailah Abdurrahman bin Auf ra berniaga di pasar tersebut. 

Diawali dengan menawarkan jasanya untuk menjulakan barang dagangan pedagang lain. Sehingga lama-kelamaan Abdurrahman bin Auf ra memiliki modal yang cukup untuk berdagang sendiri. Selang beberapa waktu yang tidak lama, Abdurrahman bin Auf ra sudah menjadi saudagar yang cukup kaya. Ketika sudah mulai mampu Abdurrahman bin Auf ra mulai mencari calon istri untuk dinikahinya. Pasar Muslimin Ketika Abdurrahman bin Auf ra sudah mulai kaya dan sejahtera, mulailah kaum muslimin untuk berniaga dan menguasai perekonomian. Rasulullah Saw menunjuk Abdurrahman bin Auf ra sebagai salah satu sahabat yang dipercaya untuk memimpin dan mengendalikan pasar muslimin yang akan dibangun. Lalu dibangunlah pasar muslimin oleh Rasulullah Saw tepat diseberang pasar Bani Qainuqa atau pasar Yahudi. Sebuah tindakan yang ekstrim dan tidak biasa. 


Berdirinya pasar muslimin menandakan perang terbuka dengan pasar Yahudi. Tabiat buruk dan sistem yang tidak adil yang berada di pasar yahudi mulai ditinggalkan oleh konsumen atau masyarakat madinah. Kurang dari empat tahun pasar Bani Qainuqa bangkrut dan digantikan oleh pasar muslimin. Dengan cara berdagang yang jujur, adil, dan menghilangkan sistem riba, pasar muslimin memimpin dan menjadi pilihan konsumen yaitu masyarakat madinah. 


Bahkan pada suatu saat, ketika pedagang yahudi menimbun barang agar harganya naik, ada suatu kebijakan Abdurrahman bin Auf ra yang menarik, dengan mencari barang yang ditimbun oleh pedangan yahudi tersebut ke semua daerah, dan menjualnya secara gratis di pasar muslimin. Sehingga tidak lama pasar bani Qainuqa atau pasar yahudi bangkrut. Maka sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, untuk menghilangkan Riba ada dua cara yaitu Bershadaqoh dan Berdagang. Cukup satu orang, tapi berkualiatas Kiprah seorang sahabat Rasulullah Saw yaitu Abdurrahman bin Auf ra tidak perlu dipertanyakan dalam berjuang di jalan Islam. Hartanya yang disumbangkan melimpah tidak terhitung, shadaqoh dan silaturahminya tak pernah terputus. 


Tercatat dalam sejarah dengan riwayat yang shahih, Abdurrahman bin Auf ra pernah mengInfaqkan hartanya sebesar 40.000 dinar dengan satu dinar sekitar dua juta rupiah. Selain itu beliau juga pernah menIfaqkan 500 kuda terbaiknya untuk berjihad dan meninfaqkan 1500 Unta pilihan untuk keperluan muslimin. Hampir seluruh rakyat madinah merasakan harta yang berkah dari Abdurrahman bin Auf ra. Tercatat satu pertiga rakyat madinah penah merasakan batuan hutang dari Abdurrahman bin Auf ra. Satu pertiga berikutnya dibantu untuk membayar hutang oleh Abdurrahman bin Auf ra. Dan satu pertiga sisanya merasakan shodaqoh dari silaturahmi Abdurrahman bin Auf ra. Bahkan Abdurrahman bin Auf ra pernah menShadaqahkan hartanya sebesar 50.000 dinar kepada veteran perang badar. Karena veteran perang badar berdasarkan hadist yang shahih memiliki keutamaan pasukan muslimin terbaik. 


Pernah suatu ketika Ustman bin Affan ra, yang juga salah satu sahabat Rasulullah Saw yang tergolong sangat kaya mendapatkan jatah Shadaqah dari Abdurrahman bin Auf ra. Sikap Ustman bin Affan ra, adalah menerima shadaqah dari Abdurrahman bin Auf ra padahal beliau merupakan muslimin dengan golongan mampu. Namun jawaban ustman sangat menggetarkan hati, ketika menerima harta Abdurrahman bin Auf ra, “Aku ingin merasakan keberkahan harta dari sahabat ku Abdurrahman bin Auf ra”. Luar biasa, bahkan seorang Ustman bi Affan ra yang sudah sangat kaya mau menerima harta dari Abdurrahman bin Auf ra karena keberkahannya. 


Kiprah seorang Abdurrahman bin Auf ra sangat luar biasa dalam dakwah dan perjuangan islam. Maka sesungguhnya cukup satu orang saja, tapi berkualiatas hampir seluruh rakyat madinah merasakan harta dan keberkahan Abdurrahman bin Auf ra. 

Hari ini Kembali pada hari ini. Hari ini bangsa ini sedang sakit, mulai dari moral, ekonomi, politik, kemiskinan dimana-mana, kepastian hukum hingga keadilan. Diperparah masyarakat gelombang ketiga, yang masyarakatnya acuh tak acuh terhadap permasalahan bangsa, agama, dan ideologi. Yang mereka pikirkan hanyalah hidup enak, hidup nyaman, dan hidup senang. Oleh sebab itu, perjuangan perubahan saat ini tidaklah mudah. 

Banyak tantangan yang harus dihadapi, tantangan terhadap permasalahan tersebut dan tantangan terhadap masalah pribadi kita. Namun seorang Abdurrahman bin Auf ra, salah satu sahabat yang dijamin masuk surga atas izin Allah Swt, telah membuktikannya bahwa dengan segala kekurangan dan hambatan dalam berjuang, beliau membuktikan bahwa cukup dengan sedikit orang tapi berkualitas, mampu membawa perubahan yang signifikan terhadap tantangan permasalahan yang ada. Rasulullah Saw membutuhkan kurang lebih 13 tahun untuk menjadikan seorang Abdurrahman bin Auf ra kokoh hatinya dan berkualiatas manusianya. Maka pertanyaan berikutnya maukah kita meng kualitaskan diri? Dan maukah kita berjuang?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup