Dermaga Mimpi
Hidup adalah ujian
pengorbanan, cacian, hinaan, luka, duka, hingga air mata.
namun hidup tak selamanya seperti demikian. Tuhan selalu menghadirkan timbal balik diantaranya. mereka yang berupaya tanpa henti akan merasakan serupa yang diharapkan. meski tak sesederhana “kata” tulisan ini, setidaknya selalu ada dermaga yang mengantung mimpi-mimpi setiap harinya.
Memilih resign dari sebuah perusahaan besar dengan gaji yang cukup mensejahterakan bukanlah pilihan mudah. berbagai cuapan semisal “sayang sekali, bodohnya, hingga mau jadi apa nantinya”, terlintas tanpa jeda selama beberapa hari setelah sebahagian orang tahu keputusan yang telah terpikirkan beberapa bulan itu. belum lagi, ketika bertemu dengan teman lama yang menanyakan “bagaimana kerjaanmu, hingga melanjutkannya dengan ucapan–bodohmu”.
Yup. itu pilihan. sebuah konsekuensi hidup yang perlu kuketahui sebelumnya. pekerjaan adalah salah satu dermaga dari banyak dermaga yang perlu kusinggahi. Ada yang lama, ada yang cepat. Namun semua akan berjalan sesuai arah angin berhembus dan seiring kepakan ombak yang menghadang.
Waktu berjalan amat pelan rasanya. pelan-pelan keputusasaan menghadang rongga dada. jiwa optimis perlahan pesimis. tapi usia terlampau jauh dari kata tua, hingga hati berpijak dan meneriakkan kembali bangkit. “Rasanya, terlalu cepat untuk meneteskan mata air. baru beberapa dermaga yang kau lalui. berdirilah. jangan berjalan. berlari sekencang mungkin hingga nafasmu tak beraturan lagi”.
betapa berkobarnya hati. semangat semakin meradang dalam dada. keinginan menyelesaikan dermaga-dermaga lainnya semakin kuat. tekad telah merdeka; mengalahkan keputusasaan yang sempat meradang dalam jiwa.
Move On tak sulit. selama kita yakin pada kemampuan diri sendiri. jangan pernah peduli pada kata sebagian orang, jika sebagian diantaranya masih menanamkan cinta padamu. percayalah, kekuatan Man Jadda Waajada selalu terdepan dan terandalkan. Serius, saya merasakannya. 😊 -kata kak wiwi-
Komentar
Posting Komentar