Abu Trump Al-Amriki
Hari ini Donald Trump mengumumkan dukungannya terhadap Israel yang memindahkan ibukota dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sebuah sikap dan langkah politik yang jelas akan membuat konflik Timur Tengah semakin memanas, bahkan membara.
Tak tanggung-tanggung, bukan hanya dukungan politik, Trump bahkan segera memerintahkan jajarannya untuk memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat untuk Israel dari Tel Aviv ke kota suci yang sebenarnya masih wilayah Palestina. Di tengah konflik yang panas, langkah Trump ini ibarat menyiram bensin pada kobaran api.
Dunia bergejolak. Negara-negara Islam mengancam mengangkat senjata, Turki di antaranya. Negara-negara Arab pun menyatakan protes. Bahkan Kerajaan Arab Saudi, yang dikenal memiliki kedekatan dengan Amerika Serikat, menyatakan kemarahannya dengan menyebut kebijakan Trump ini sebagai 'Irresponsible decision'.
Sulit memahami logika apa yang dipakai Trump dalam kebijakan ini. Meski mendukung Israel memindahkan ibukota ke Yerusalem selalu menjadi janji calon-calon presiden Amerika Serikat, termasuk Barack Omaba, baru Trump yang secara serampangan berani mewujudkannya tanpa kalkulasi menyeluruh ihwal potensi konflik besar yang bisa memicu perang besar pula.
Tak sampai di situ, kebijakan ini juga jelas akan mempengaruhi hubungan Amerika Serikat dengan berbagai negara di sektor lain--termasuk sektor ekonomi--yang mungkin akan merugikan rakyat Amerika Serikat. Itulah sebabnya, rakyat Amerika Serikat juga terbelah, banyak yang tak setuju dan mengecam keputusan ini, termasuk warga Yahudi Amerika Serikat.
Boleh dibilang Trump sedang balas jasa ke Israel, tetapi kebijakan ini benar-benar aneh dan serampangan. Tak masuk di akal jika dihitung dengan kalkukasi-kalkulasi politik dan keamanan internasional. Trump ini seperti pemimpin yang asal bunyi, yang penting bikin sesuatu, tanpa jelas benar apa tujuannya. Benar-benar norak dan hanya mencari sensasi belaka... Menunjukkan pemahaman dan pengetahuan yang dangkal soal berbagai perosalan internasional.
Kini, kita tunggu bagaimana respons berbagai pemimpin dunia menysul kebijakan serampangan Trump ini. Kita akan melihat bagaimana negara-negara superpower merespons semua ini, kita akan menyaksikan bagaimana negara-negara Islam menunjukkan sikapnya, termasuk bagaimana pemerintah Indonesia akan meresponsnya. Umat Islam di seluruh dunia tentu tak akan tinggal diam. Israel dan Amerika Serikat telah benar-benar 'offside' dengan langkah ini.
Presiden Jokowi sudah menyatakan protes kerasnya tentang kebijakan ini, ia bahkan mengatakan akan datang ke sidang OKI untuk membicarakan langkah selanjutnya. Kita tunggu bagaimana respons nyata pemerintah Indonesia terhadap situasi ini? Ia harus mewakili suara dan batin masyarakat Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, yang pasti ikut terluka karena semua ini.
Bertahun-tahun, dunia gagal meredam konflik dan mendamaikan Israel dan Palestina. Kini, Trump menyulut api lebih besar lagi. Mampukah dunia membatalkan langkah sembrono Israel dan Amerika Serikat ini? Ataukah perang besar dunia di ambang mata?
FAHD PAHDEPIE
Komentar
Posting Komentar