Buat Apa Pacaran Kalau Tidak Buat 'enak-enak'



 



Komentar salah seorang kaum rebahan di salah satu postingan yang membahas tentang bahaya zina.

Astaghfirullahaladzim. Mungkin itu hal pertama yang akan kita ucapkan untuk menanggapi komentar tersebut. Itu adalah satu dari sekian banyak mereka yang berpacaran dan mengakui apa yang mereka harapkan dari yang namanya pacaran.

Lelaki yang sudah berhasil mendapatkan 'ena-ena' cewenya maka dia akan dengan bangga memamerkan prestasinya tersebut kepada geng sesama lelaki.

Ketika seorang perempuan berkata, "Aku mencintainya setulus jiwaku dan aku berjanji akan menjaganya hingga halal nanti," bisa jadi memang dia sangat mencintai pasangannya dengan tulus. Masalahnya adalah jika kamu tulus kepada seseorang, bukan berarti dia juga tulus ikhlas mencintaimu, mau menjagamu hingga halal nanti. Meskipun statusnya pacaran tapi betul-betul menjaga diri satu sama lain.
Benar-benar pacaran yah tidak ngapa-ngapain. Hanya merasa tenang jika bisa bertukar kabar satu sama lain.

Tapi apa iya pacarmu juga begitu? Atau kalaupun dia juga begitu, kira-kira akan bertahan sampai kapan hingga setan merusak ketulusan cinta yang seperti itu? 

"Dia milikmu. Kenapa kamu nganggurin begitu saja. Kenapa tidak kamu nikmati sedikit, toh cuma sedikit ini kan." Bisikan demi bisikan siap membombardir mental dan hatimu setiap hari. Jika hari ini kamu sanggup melawannya belum tentu esok hari akan berakhir sama. Bisa jadi esok hari ujianmu lebih berat lagi dari hari-hari sebelumnya.

Perasaan cinta itu ujian

(Ungkap mbak Riri Abdillah penulis Menantimu di ujung Rindu)

**********

Setan akan membisikan sesuatu yang indah-indah dalam hati, membingkai maksiat menjadi sesuatu yang wajar dan indah. Bahkan seolah-olah menjadi sebuah keharusan di masyarakat. Dan kita menyaksikan betapa suksesnya setan menjerumuskan banyak pemuda yang dimabuk asmara. Membisikan keinginan untuk setiap hari bertemu, membisikan rindu tiap malam, atau mengingatnya dalam bayang-bayang. Bahkan setan sampai membisikan untuk berbuat yang lebih terlarang, Zina farji (sex). Nauzubillah

**********

Ada perempuan yang merelakan harga dirinya demi seorang laki-laki yang belum pasti menjadi jodohnya. Ia bahkan bisa saja mengorbankan kehormatannya, jika harus meninggalkan agamanya, maka ia akan melakukannya, demi sebuah cinta. Ada perempuan yang rela mati, agar kehormatannya tetap terjaga. Dibanding harus menyerahkan dirinya kepada seorang lelaki yang bukan mahrom, ia memilih untuk menukar nyawanya. Menjadi perempuan adalah sebuah keniscayaan. Sebagai sebaik-baik perhiasan atau seburuk-buruknya fitnah. "Perempuan adalah sumber fitnah" hadits Nabi yang shahih menyebutkan; ma taraktu ba'di fitnah adharra 'ala al-rijal min An-Nisa (Aku tidak mewariskan fitnah yang lebih merugikan/membahayakan kecuali perempuan). 

**********

Qadarullah laki-laki yang dicintai tak setulus cintanya. Laki-laki tetaplah laki-laki. Setiap 30 menit dalam hidupnya, terlintas tentang seks dalam otaknya. Bukan berarti tidak memikirkan yang lain.

Jika kebetulan laki-laki yang dicintainya sholeh dan mampu menjaga syahwatnya, dia akan sekuat mungkin menahan gejolak dengan perempuan yang tidak halal baginya.Dia memilih diam, menahan untuk tidak pacaran dan menahan hasrat untuk bersama dengan perempuan yang dicintainya sebelum halal.

Jika kebetulan laki-laki yang dicintainya awam agama. Kemudian perempuan tersebut begitu mencintainya. Habis sudah si perempuan diperdaya olehnya. Dengan kedok pembuktian cinta yang sebetulnya nafsu belaka. Ia meminta si perempuan untuk memberikan semua miliknya.Pun juga keperawanannya.Sedihnya lagi si perempuan dengan polos memberikannya karena begitu yakin dengan laki-laki tersebut meskipun pada akhirnya ditinggalkannya perempuan itu seorang diri. 

Apa yang terjadi berikutnya?
Sudah pasti dia sangat kecewa, merasa hina, penuh dosa, terlanjur terjebak dalam lubang hina yang teramat dalam.

*********

Sungguh, setan akan berjuang keras hingga kita terperosok pada kesesatan yang menyenangkan, setan telah memperindah kesesatan (menuju pernikahan) dengan hal-hal yang romantis, malam minggu berdua, bergandengan tangan, dan lain sejenisnya. Tentu saja semua indah dan akan menjadi pahala, jika kita paham bahwa semua itu harusnya terjadi setelah akad suci ‘Mitsaqan gholidza’.

Cinta yang tidak sah bersumber dari keyakinan yang tidak benar atau kebodohan. Jika keduanya menjadi faktor penyebab maka keyakinan yang salah itu akan menghiasi kehendak hawa nafsunya yang batil. Sehingga mencintai cinta syubhat dan syahwat. Jika keduanya menyerang akal dan keimanan maka yang menang adalah yang lebih kuat, syahwat dan syubhat atau iman dan akal. Dan dari sinilah akan lahir pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan berdasarkan sumbernya. Cinta yang tercela akan selalu melahirkan hal-hal yang berbahaya dan tidak bermanfaat. Dia akan dijauhkan dari Allah dan selalu mendapatkan kerugian. Ini adalah sunnatullah, ketaatan akan selalu melahirkan kedekatan dan keuntungan dunia akhirat. Sebaliknya, kemaksiatan akan selalu melahirkan keterjauhan dari Allah dan kerugian dunia akhirat. 

Banyak orang yang rela melakukan apa saja demi sebuah cinta. Mereka bisa membunuh orang yang dicintainya agar dia tidak dimiliki oleh siapapun. Mereka bisa hidup dengan mayat istrinya karena tidak mau dipisahkan disebabkan rasa cintanya yang mendalam. Bahkan, mereka bisa mengganti agamanya dengan mudah demi mendapat ridha dari orang yang dicintainya. Berkata Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah; "Cinta buta itu awalnya ringan dan manis. Pertengahannya kesedihan, kesibukan, dan sakitnya hati. Ujungnya adalah kebinasaan dan kematian, jika tidak diselamatkan oleh Allah."

Jagalah Cintamu Tetap Suci

Sumber:
Riri Abdillah_Menantimu di Ujung Rindu
Harlis Kurniawan_Tuhan Sembuhkan Cintaku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup