Pacaran; Antara Dalil Belum Siap Menikah, Komitmen dan Takut Kehilangan



"Bukankah kita telah ditakdirkan untuk bersama?. Kenapa mesti ada yang ditakuti sementara Allah telah menyiapkan segala yang baik untuk kita yang berusaha menjadi baik"


“Kenapa harus menunggu? Bukankah kita sama-sama mencintai?” Ia terus saja bertanya seperti itu.


Sudah sebulan kami bertemu. Semenjak itu, kami sering berhubungan. Biasa saja, tidak berlebihan. Awalnya, bertanya urusan tugas, lama-lama, ia menanyakan urusan pribadi.


“Lagipula, kita juga tidak akan melakukan apa-apa” Aku memandangi pertanyaan itu di layar handphone ku.


Ia memang laki-laki yang baik, hanya saja, masih ada yang kurang darinya.


“Maaf, aku memang tidak bisa. Aku tidak menjalaninya seperti itu.” Kubalas chatnya. Cheklist dua berwarna biru, ia sudah membacanya.


Ia bilang, ia mencintaiku. Ia bilang, ingin menjadikanku pasangannya. Ketika aku menawarinya hubungan yang halal, ia bilang, jalani dulu saja, toh nanti juga akan halal. Bagiku, tidak begitu.


“Kalau memang mau serius, silahkan datang ke orangtuaku. Ini nomernya.” aku kirimkan kontak bertuliskan ayah.


Semenjak ku kirimkan kontak ayahku, ia tak membalasku lagi. Hanya di-read saja.


Yasudah, aku tak menyesal ia pergi. Lagipula, kalau memang ia benar-benar mau denganku, pasti ia mendatangi keluargaku.


ia memang laki-laki yang baik, hanya saja, masih ada yang kurang darinya. Ia, kurang sabar. ---choqi-isyraqi


Ketahuilah Ikhwan, Yang perempuan butuh bukanlah janji-janji manis yang engkau lontarkan dari bibirmu seenak jidat. Jadilah laki-laki yang tegas dan mampu mengambil keputusan dengan tepat. Jika belum mampu menikahi, tinggalkan dan ikhlaskan.


Ketahuilah akhwat, jangan mudah tergiur rayuan janji laki-laki. sebab itu hanya akan menyiksa perasaanmu sendiri. jadilah perempuan yang tegas dan mampu mengambil keputusan dengan bijak. 


Sadarilah ikhwan wa akhwaty fillah, tidak ada komitmen sebelum pernikahan. ketahuilah bahwa tiada obat yang paling mujarab bagi dua orang yang mencintai selain menikah. Maka apabila belum mampu menikah, banyak-banyaklah berpuasa, sibukkanlah diri dalam kebaikan, dan jangan biarkan was-was syaitan hadir diantara fitrah cinta yang sebenarnya indah. Jadikan cintamu paripurna, maka dengannya kamu tidak akan mencintai seseorang dengan sembarangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup