JANGAN JATUH CINTA DENGAN PASANGAN ORANGLAIN! RUGI


Pekan ini saya mendapatkan pesan dari seorang istri yang sudah 10 tahun menikah dengan suaminya dan telah dikaruniai 9 orang anak...


"Dek, saya akan bercerai dengan suami saya. Barangkali ini adalah jalan terbaik yang telah Allah takdir kan. Besok adalah sidang kedua kami. Jika salah satu diantaranya tidak hadir, maka keputusan nya adalah resmi 'bercerai', Dek, salah satu alasanya adalah karena ada seorang perempuan yang sudah bertahun-tahun menyukai suamiku, sudah di blokir di semua medsos suami tapi tetap saja, entah itu ganti nomer, ataupun dengan membuat akun baru. Perempuan ini juga sudah bersuami tapi rasa sukanya kepada suamiku nampaknya tak hilang-hilang. Dan ini menjadi cekcok bagi kami berdua yang terus mengekor. Seakan perempuan ini memang menginginkan kami untuk berpisah... Saya sudah berusaha untuk memaafkan, membuka dan melapangkan hati untuk perempuan ini dan bahkan saya pernah memberikannya sebuah hadiah dengan harapan kami bisa berteman baik. Tapi naasnya, perempuan ini menjadikan itu celah untuk lebih akrab lagi dengan suamiku. Dekk, doakan kebaikan untuk kami dan anak-anak kami..." (Kurang lebih seperti ini pesan dari Ibu tersebut yang masuk di ponselku). 


Masih ingat juga dengan kisah ibu ibu beberapa bulan lalu yang saya ceritakan? 

Yang juga mengirimkan saya pesan kurang lebih isinya seperti ini; "Ustadzah, hati saya sedang hancur dan merasa tertekan batin. Ada seorang akhwat (rekan kerja suami) yang ingin akrab dengan suami saya dan sering sekali mengirimi pesan ke suami saya yang isi chat nya pun bukanlah membahas kerjaan dan sering dibumbui emoticon yang tidak sepantasnya. Tidak hanya itu, dia juga sering komen dan like di medsos suami saya. Dan dia adalah seorang ustadzah juga penghafal Al-Qur'an. Namun ketika saya tawari untuk menjadi istri kedua beliau enggan. Apa yang harus saya lakukan ustadzah?..."


(Isi pesan ibu itu diikuti dengan emot menangis)

------------------------


Merusak rumah tangga orang lain merupakan dosa besar, menyebabkan rumah tangga pasangan muslim menjadi hancur dan tercerai-berai. Perlu diketahui bahwa prestasi terbesar bagi Iblis adalah merusak rumah tangga seorang muslim dan berujung dengan perceraian, sehingga hal ini termasuk membantu mensukseskan program Iblis.


Bentuk merusak rumah tangga orang lain bisa berupa:


Menggoda salah satu pasangan pasutri yang sah dengan mengajak berzina, baik zina mata, tangan maupun zina hati sehingga ia menjadi benci dengan pasangan sahnya


Menggoda istri orang lain dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang semu, misalnya melalui SMS, WA atau inbox sosial media. Sang istri pun terpengaruh karena selama ini mungkin suaminya sibuk mencari nafkah di kantor seharian.


Bisa juga bentuknya menggoda suami orang lain dan mengajaknya berzina atau di zaman ini di kenal dengan istilah “PELAKOR” (Perebut Laki Orang). 


Mengompor-ngompori salah satu pasutri agar membenci pasangannya. Semisalnya sering menyebut-nyebut kekurangan suaminya dengan membandingkan dengan dirinya atau suami orang lain. Padahal suaminya sangat baik dan bertanggung jawab, hanya saja pasti ada kekurangannya.

---------------------------

Tidak ada yang bisa terhindar dari fitnah. Berjenggot ataupun tidak berjenggot, berjubah ataupun tidak berjubah, sudah nikah ataupun belum nikah, ustadz ataupun ustadzah, profesor sekalipun!!! 


Tidak ada yang bisa menjamin keimanan manusia. Janganlah kita menyombongkan diri kemudian berkata "Ahh, kan cuma chat-tan. Tidak ngapa-ngapain, cuma teman, cuma rekan kerja dll."


Hati-hati, syaitan senantiasa mencari celah sekecil apapun itu.


Janganlah kita merasa PeDe dengan keimanan yang kita miliki; Sesungguhnya betapa banyak orang yang kuat imannya dalam menghadapi banyak kemaksiatan akan tetapi ia luluh dan bertekuk lutut dalam beberapa hal. Mungkin saja dengan harta, tahta bahkan wanita. 


Demikianlah kondisi manusia, ada perkara-perkara yang ia lemah dihadapannya. Karenanya janganlah pernah PeDe dengan iman yang kita miliki, hendaknya kita senantiasa meminta perlindungan kepada Allah.


Apalagi untuk kita para perempuan. Hendaklah lebih berhati-hati, meskipun yang kita temani chatingan hanyalah lawan jenis yang kita anggap sebatas teman, tetapi perasaan itu akan mudah muncul karena terlalu seringnya komunikasi yang akan lebih mempermudah syaitan untuk menggoda. 


Rasa nyaman pada lawan jenis yang belum halal bisa timbul salah satunya karena seringnya komunikasi. Intensnya komunikasi diantara keduanya baik melalui chattan, teleponan, maupun ketemuan akan membuat syaitan mudah hadir untuk menghiasi keduanya. "Tenang saja, ini kan tidak ngapa-ngapain! Tenang saja tak ada yang tahu dan melihat!"


Segera bentengi diri dari fitnah lawan jenis. Bersegeralah dan jangan biarkan syaitan hadir diantara kalian untuk memporak-porandakan hijrah yang telah kamu jalani prosesnya sebelum mengenalnya.


"Perempuan adalah sumber fitnah" hadits Nabi yang shahih menyebutkan; ma taraktu ba'di fitnah adharra 'ala al-rijal min An-Nisa (Aku tidak mewariskan fitnah yang lebih merugikan/membahayakan laki-laki kecuali perempuan).


Sebagaimana tak ada yang bisa menjamin keimanan termasuk diri sendiri, maka sekuat itu pun kita harus membentengi diri dari lawan jenis. Jangan bermudah-mudahan dengan lawan jenis apalagi berkilah kalau hanya sebatas teman. Bukankah syaitan itu senantiasa membisikkan was-wasnya pada manusia? Bukankah syaitan senantiasa menghiasi sesuatu yang buruk seolah terasa indah menjadi hal yang biasa?


Interaksi antar lawan jenis apabila sudah jatuh dalam perkara haram, maka akan sulit untuk ditinggalkan karena merasa sudah biasa, merasa aman-aman saja, saling merasa nyaman. Interaksi seperti ini akan terus mengikut pada hawa nafsunya, sebab syaitan menghiasinya. Terikat pada perasaannya.


Sebetapapun kamu menyukai lawan jenis; jangan sekali-kali menggadaikan idealisme sebagai seorang muslim meskipun hanya sekadar saling berbalas pesan. Memang tidak ada manusia yang melihat chat-an itu selain diantara kalian, tapi ketahuilah tidak ada yang luput dari pandangan Allah. Tidak ada yang bisa terbebas dari was-was syaitan. Tidak pula ada yang bisa menjamin keimanan. Kalau hari ini kamu telah berjanji pada dirimu untuk menjaganya dalam ketaatan, maka jagalah ia meskipun harus memblokir kontaknya. Jangan berikan celah sedikitpun bagi syaitan untuk memborbardir ketaatan yang sudah kamu pertahankan.


Setan mempunyai milyaran cara untuk menjerumuskan manusia kedalam kesesatan, sesuatu yang melenakan. Setan akan membisikan sesuatu yang indah-indah dalam hati, membingkai maksiat menjadi sesuatu yang wajar dan indah. Bahkan seolah-olah menjadi sebuah keharusan di masyarakat. Dan kita menyaksikan betapa suksesnya setan menjerumuskan banyak pemuda yang dimabuk asmara. Membisikan keinginan untuk setiap hari bertemu, membisikan rindu tiap malam, atau mengingatnya dalam bayang-bayang. Bahkan setan sampai membisikan untuk berbuat yang lebih terlarang, Zina farji (sex). Nauzubillah


Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﻓْﺴَﺪَ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓً ﻋَﻠَﻰ ﺯَﻭْﺟِﻬَﺎ ﻓَﻠَﻴْﺲَ ﻣِﻨَّﺎ


”Barang siapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia bukan bagian dari kami.”( HR. Ahmad, shahih)

---------------------

Belajar dari kasus ibu-ibu tadi. Mari kita menjaga diri sebagai seorang perempuan dengan tidak bermudah-mudahan, bergampangan dengan lawan jenis. Apalagi jikalau laki-lakinya itu sudah nikah. Hikss ngeri 😬


Kita yang barangkali menganggap chat-an itu hal biasa, justru ternyata sedang menyakiti hati perempuan lain (istrinya) dan anaknya barangkali. 


Kemuliaan kita wahai muslimah, tidaklah terletak pada wajah cantik rupawan, kulit putih, bergelimang harta. Namun terletak pada ketaqwaan. Islam hadir untuk memuliakan wanita. Terus berdoa meminta hidayah, minta perlindungan dari Allah. Jangan memancing kemaksiatan yang antunna sendiri tidak bisa menjamin keimanan.


Maroji': https://muslim.or.id/36777-bahaya-takhbib-merusak-rumah-tangga-orang-lain.html


November 2021

Al Faqir Ilallah; Dian Rahmana Putri

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup