MENJAGA HATI MENJAGA BATASAN


 

Yang tersulit bagi sebagian wanita adalah tentang mengelola perasaannya. Sejak berhijrah dan belajar kembali tentang batasan antara laki-laki dan perempuan, tugas berat selanjutnya adalah tentang menjaga hati agar sesuai batasan.


Jika sampai saat ini belum dipertemukan dengan lelaki pilihan Allah, yakinlah bahwa segala ujian hati yang telah terlewati adalah sebuah petunjuk untuk mengenalinya suatu hari nanti. Sungguh, dia yang Allah pilihkan pasti yang terbaik dan yang paling sesuai dengan hati.


Sehingga untuk bisa dipertemukan dengan yang terbaik, tak ada cara lain selain terus melatih diri untuk terus menyerahkan segalanya pada Illahi. Termasuk menyerahkan hati. Meski tak akan semudah teori. Apalagi jika hadir sosok yang menarik hati. Perlahan tapi pasti hati akan goyah dan cenderung ingin memiliki. Tapi, rasa malu adalah pondasi. Tidak mungkin kita sembarangan mengekspersikan cinta lagi.


Sebab mencintai bukan saja tentang fitrah yang harus disalurkan dengan tergesa. Terima saja adanya rasa dan sikapi dengan iman yang tinggi. Sebab solusi dari dua orang yang saling mencintai bukankah hanya dengan menikah? Tapi menikah juga harus dengan persiapan dan kesiapan yang cukup.


Tegaslah membuat batasan, meskipun terpaksa harus membuatnya kecewa, namun itu lebih baik adanya daripada membiarkannya hingga berujung pada luka mendalam dan derita. Sakit sedikit yang menyadarkannya lebih baik daripada sakit nanti yang begitu hebat berhiaskan penyesalan yang tak ada habisnya. 


Cinta itu baik bila menempatkan dan mewujudkannya, namun menjadi tak baik bila dibiarkan sesukanya, bahkan akan menjadi penyakit dan ancaman bila diikutkan rasa begitu saja. Sebab, indahnya cinta itu bukan tentang bisa mengekspresikan rasa, tapi bisa terus menjaga rasa tumbuh tanpa Allah murka. Mulianya cinta adalah menjaganya tanpa dosa, karena cinta itu juga tentang menjaga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup