Beranjak

 


Kamu harus beranjak, meninggalkan jejak-jejak rasa yang terkadang menikam jarak. Mengambil jarak untuk saling menjaga dalam taat. 

Sebab bagaimanapun sebuah perasaan itu membuncah, ia bukanlah cinta yang terikat dalam sah. Cintamu masih perlu dipertanyakan? Apakah itu cinta atau sekadar nafsu syahwat semata? 

Kamu harus segera beranjak, sebelum jatuh terlalu dalam, pada perkara yang tak ada ridho Allah disana. Sungguh itu bukanlah cinta. Sebab bila cinta, ia akan datang dengan keberanian bak ksatria. Memintamu pada walimu. 

Kamu harus segera beranjak, mengambil jarak, berjeda entah sampai kapan lamanya. Berdamai dengan luka yang kamu tanam sendiri, sebab mencintai lawan jenis dengan sengaja. 

Kamu harus segera beranjak, meninggalkan jejak-jejak sajak yang telah kamu ungkap sedemikian indah. Bahwa cintamu tak sebatas sajak, cintamu tak sebatas senja sore hari, cintamu perlu diperjuangkan dalam taat. 

Kamu harus segera beranjak, sebab syaitan tak pernah berjeda mengajakmu dalam maksiat, pun sekadar kata indah melalui layar ponselmu, mencari jejak-jejak sosmednya hari itu, uring-uringan tak karuan menunggu kabar tak sadar waktu berjalan begitu cepat. 

Kamu harus segera beranjak menuju taat, meski syaitan tak lelah mengajakmu maksiat, bahwa taat penuh ujian, takkan lelah syaitan menggoda hingga kaki injakkan neraka. Nauzubillah

Kamu harus segera beranjak, berbalik menuju taat. Menolak pintu-pintu maksiat, walau sulit, bukankah pertolongan-Nya dekat? 

Kamu harus segera beranjak, meski derai air mata menahan, meski langkah sulit dan tertahan, meski was-was syaitan kian menggoda. 

Kamu harus segera beranjak, dari jarak yang tak aman. Dari jarak yang tak berpihak. Menuju taat yang paripurna. 

Semoga kamu mampu yah. Allah akan datangkan pertolongan-Nya. 

Percayalah, kamu akan baik-baik saja tanpanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup