Kukira Berjilbab Saja Cukup


Kukira berjilbab saja sudah cukup, menutup aurat. Tanpa harus berlelah-lelah duduk dalam majelis ilmu. Namun ternyata, kupahami bahwa ilmu sangatlah penting dalam proses hijrah.

Wanita dikabarkan adalah fitnah yang dahsyat, jika tanpa ilmu maka bagaimana kamu bisa menjaga dirimu? Sedang berjilbab saja tidak cukup. Apatahlagi jika jilbab yang digunakan hanya sekadar penampilan. 

Kukira berjilbab saja sudah cukup bagi diriku sendiri, namun ternyata saat aku berjilbab, saudariku diluar sana yang juga berjilbab menjadi cerminan bagi oranglain. 

Yah, jika aku melakukan kesalahan. Bukan tak mungkin saudariku yang juga berjilbab terkena dampaknya, dampak dari kesalahanku yang mengira bahwa berjilbab saja sudah cukup. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup tanpa ilmu dan pengamalan. Kamu bisa menipu oranglain dengan jilbabmu, tapi kamu tak bisa menipu Allah.

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Sekadar dipakai, orang kafirpun bisa memakainya. Maka sekiranya jilbab adalah pelindung bagimu, maka jagalah hidayah menutup aurat itu dengan sebaik-baiknya. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Jika kamu masih memamerkan dirimu dengan jilbab yang saat ini kamu kenakan. "Ini lohhh aku yang sekarang, sudah berjilbab."

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Tanpa ilmu dan pengamalan. Di depan orang banyak kamu pura-pura terlihat Sholehah. Namun saat tak ada orang, kamu memancing-mancing syaitan untuk menjerumuskan mu dalam kemaksiatan bersama lawan jenis.

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Tanpa penjagaan, menjaga Izzah dan iffah. Berilmulah, beramallah. Agar kamu tak termakan goda rayu syaitan yang tak akan pernah membiarkanmu tenang dalam ketaatan. 

Kukira berjilbab saja sudah cukup. Namun ternyata aku salah kaprah. Berjilbab tetapi tak menjaga diri, berjilbab tapi tak pakai kaos kaki, berjilbab tapi tak menjaga mata, hati dan anggota tubuh. Berjilbab tetapi lisan masih pedas pada orangtua, pada oranglain. Apakah aku telah menjaga diriku sebagai seorang wanita yang dimuliakan dalam Islam? 

Kukira berjilbab saja sudah cukup, menjaga diri di dunia nyata dengan disaksikan puluhan mata. Ternyata di dunia maya pun kamu tetap harus menjaga dirimu. Mengendalikan diri saat tak sabarnya jemari meng-upload foto-foto aesthetic yang baru saja kamu ambil. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Mengklaim diri sebagai seorang yang telah hijrah, seorang yang telah menutup aurat, itu hal yang mudah. Tetapi...berilmulah, beramallah. Agar kamu tak mudah jatuh pada perkara yang merusak kemuliannmu. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup sekadar hafal Qur'an 30 juz, namun hafalan itu hanya sekadar sampai di pikiran. Tak sampai pada pengamalan, tak dicerminkan pada akhlak. Berilmulah, beramallah. 

Saudariku, jilbab ini bukan hanya sekadar jilbab biasa. Jilbab ini adalah mahkota kemuliaan, yang tercerminkan dengan ilmu dan amal. Maka saat hidayah menutup aurat itu telah sampai padamu, jagalah baik-baik. 

Saudariku, jilbab saja tak cukup. Ingatlah, jika kamu melakukan kesalahan, maka saudarimu yang juga berjilbab akan terkena dampaknya. Maka dengannya, berilmulah... beramallah. Agar kamu tak hanya menjaga dirimu, tapi juga menjaga kehormatan saudarimu yang juga berjilbab. 

Saudariku, jilbab saja tak cukup ditengah zaman-zaman yang kian rusak. Ditengah gempuran fitnah yang kian mencekam. Kembalilah pada Sunnah, berilmulah, beramallah...maka semoga kita mampu melewati fitnah ini. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup, memakai cadar lepas pasang dengan dalih hanya mengambil sunnah, bukanlah alasan memudah-mudahkan syariat, pun mengakal-akali syariat. Sebab kita tak tahu keimanan kita akan bertahan hingga mana. 1 menit yang lalu kita beriman, 10 menit kemudian kita bermaksiat. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Kemuliaan kita sebagai wanita muslimah tak pernah bisa dibeli oleh dunia yang fana ini. Berilmulah dan beramallah, jadilah yang tersembunyi ditengah kerlap kerlip dunia. Jadilah yang tetap komitmen terhadap Islam ini, bagaimana pun menggiurkannya godaan. 

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Berilmulah...beramallah. Agar kamu bisa menjaga dirimu, meskipun sedang sendirian. 

Saudariku, belum terlambat untuk kembali menata niat, menata diri. Untuk siapa aku berjilbab? 

Jangan lepaskan nikmat hidayah itu, jangan lepaskan nikmat memakai jilbab itu hanya karena kamu merasa belum pantas memakainya, hanya karena kamu merasa akhlakmu tak kunjung baik. Barangkali, ada yang kamu lupakan. Yahhh, berjilbab saja tak cukup. Jika tanpa meminta doa dari-Nya untuk diistiqomahkan, meminta doa agar senantiasa dimudahkan dalam kebaikan dan ketaatan. Meminta untuk senantiasa dijaga dalam nikmat iman dan islam.

Saudariku, berjilbab saja tak cukup. Berilmulah... beramallah. Agar kamu tahu betapa berharganya, betapa dimuliakannya dirimu dalam agama ini.

Bumi Allah,

Alfaqir illallah; Dian Rahmana Putri


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup