Hadiah yang Indah

 


Pada doa yang meminta untuk disatukan dengan ia yang terbaik dari-Nya. Siapa yang menduga bahwa kamu adalah hadiah yang Allah kirimkan, dengan segala kurang dan lebihnya.

Jika nanti engkau melakukan kesalahan, maka ingatkan aku bahwa memilihmu adalah pilihan yang telah kusanggupkan konsekuensinya.

Jika nanti ada hari dimana 'kecewa' menjadi bumbu pernikahan ini, maka ingatkan lagi bahwa bersetia bersamamu adalah jalan yang berliku, tak melulu jalan yang lurus. 

Pernikahan ini adalah takdir. Kita yang disatukan tanpa pernah bisa menolaknya. Mengarungi ikhtiar panjang penuh dengan pahala berlimpah. Dalam sabar. Dalam syukur. Dalam taat.

Takkan kubiarkan karam, meski gelombangnya tinggi. Atas izin-Nya. Cinta yang tumbuh, selalu terusaha untuk mekar dalam naungan-Nya. 

Padamu, lelaki yang telah kupilih mengarungi biduk rumah tangga ini. Terima kasih atas banyak kebaikan yang kudapatkan hingga hari ini. 

Padamu, lelaki yang begitu kucintai karena-Nya. Pun juga yang melatihku untuk terus menenun sabar. Menuju impian rumah tangga surgawi di dunia, juga di akhirat. Insyaallah.

Ribuan hari telah terlewati. Tak selalu tentang sedih, lara, duka, dan kecewa. Tapi juga tak selalu bahagia namun terus di syukuri hadirnya. 

Jika nanti diantara kita ada yang mulai goyah, ingatlah lagi akan hari yang penuh perjuangan ini. 

Jika nanti diantara kita ada yang mulai tergoda, ingatlah lagi bagaimana banyak pengorbanan yang telah dilalui untuk membersamai. 

Pernikahan ini memanglah tak mudah. Ia adalah ibadah kepada-Nya. Dengannya ujian demi ujian menyapa. Was was syaitan membersamai, tetapi kita punya Allah untuk terus meminta pertolongan untuk dijaga dalam maksiat. 

Menjaga pernikahan ini hingga bermuara di surga adalah impian setiap pasangan halal. Begitu pun dengan kita. 

Suamiku, semoga Allah menjagamu dalam taat. Engkau milik-Nya. Aku hanya dititipi untuk membersamaimu. 

Suamiku, jika nanti ada khilaf yang membuat kita melenceng dari indahnya pernikahan ini. Semoga Allah mampukan kita untuk tak mengotori pernikahan ini dengan nafsu syahwat dan syubhat. Dengannya kita mengarungi bahtera ini dengan sabar, syukur, dan doa kepada-Nya. 

Doa kuat-kuat, dalam-dalam...dan penuh pinta untuk dibersamakan di surga-Nya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup