Pulang Pada Waktunya


 

Pada malam-malam yang sunyi, aku ingin menepi. Menenun kembali mimpi. Menangisi sedalam-dalamnya tangis. Lalu menumbuhkan bakti kembali esok hari. 

Rindu ini terasa amat berat. Menyergap dalam segala penjuru relungku. Meninggalkan rasa kehilangan yang tak jenuh menyapa. Menyisakan sesegukan yang terus merangkai makna. 

Bukankah tak ada yang benar-benar dimiliki? Kita hanya dititipi. 

Untuk setiap rindu yang membuncah. Memaksa jiwa segera menemui muaranya. Sayangnya, belum waktunya. 

Semoga Allah lapangkan hisabnya. Semoga Allah lapangkan kuburnya. Semoga Allah lapangkan hati yang sedang merasa kehilangan yang dicintainya. 

Untuk kita yang juga akan pulang pada waktunya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup