Berbatas Pikiran

 


Apa yang kita ketahui tentang dunia ini hanya sebatas yang kita tahu. Dan pengetahuan kita bisa semakin luas jika kita mempelajari banyak hal.

Pikiran-pikiran kita kadang membatasi luasnya hidup, membatasi hal-hal yang bisa kita lakukan, membatasi keputusan yang mau kita ambil, membatasi pilihan-pilihan, dan banyak lainnya. Kita tidak sadar bahwa luas sempitnya hidup ini sebenarnya tergantung pada pikiran kita. Dan kebingungan yang terjadi juga akibat ketidaktahuan kita tidak bisa memikirkan pilihan jalan keluar yang jauh lebih baik karena sempitnya pikiran kita sendiri.

Apa yang kita ketahui tentang orang lain pun sebatas informasi apa yang kita punya. Dengan segala keterbatasan ini, apa yang ada dalam pikiran kita belum tentu benar. Karena itu, jangan sampai kita menjadi orang yang mudah berprasangka dan menghakimi orang lain. Padahal, kita tidak tahu yang sebenarnya, tapi pikiran kita sudah memberikan kesimpulan.

Hati-hati dengan pikiranmu. Karena bisa jadi, sebenarnya tidak ada masalah di hidupmu saat ini. Masalah itu hanya diadakan oleh pikiranmu, seperti persaingan hidup dengan orang lain, ketidakbahagiaan yang berlarut karena pikiranmu selalu membandingkan hidupmu dengan yang lain. Dan kamu tenggelam dalam masalah yang kamu buat sendiri.

Hati-hati dengan pikiranmu. Dia bisa mendorongmu melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Kamu dapat terjebak padahal hal-hal yang menjanjikan keuntungan besar, padahal sudah banyak sekali korban dan beritanya. Kamu sulit berpikir jernih untuk mengambil keputusan, hingga akhirnya seluruh uang yang sebelumnya kamu simpan untuk masa depan habis tak tersisa.

Hati-hati dengan pikiranmu. Jangan sampai pengetahuan tentang kesalahan orang lain membuatmu bersikap tidak adil, karena pikiranmu tak lagi bisa memisahkan dan membedakan segala sesuatu tentang orang tersebut.

Pikiran kita terbatas, jadi jangan berhenti untuk meluaskannya. Berikan bacaan-bacaan yang baik tambah ilmu pengetahuan, tambah perspektif. Dengan demikian pikiran kita jadi lebih bijak dan adil, tidak hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri sendiri.

Bumi Allah,

Memberi Ruang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup