Bukan Manusia Tempatnya

Jangan menjadi rapuh hanya karena orang-orang menjauh atau mulai berbicara buruk tentangmu. Percayalah, bahwa itu tidak seharusnya melemahkan langkahmu. Hentakkan kakimu harus kuat, sebab kamu sedang berubah untuk Allah. Bukan manusia.

Memang demikian, bahkan sampai titik terbaik yang kamu berikan kepada mereka, akan tetap saja ada yang kurang. Akan tetap saja ada yang tampak tidak pas.

Aku tahu itu sulit, untuk tidak mendapat dukungan dari orang-orang yang kita sayang. Tapi akan jauh lebih sulit, jika kita harus kehilangan Ridha Allah hanya karena perkataan mereka yang bahkan tidak pernah mampu kita pegang. 

Kehilangan manusia sakitnya di dunia. Tetapi kehilangan Allah, bagaimana kita akan menyesalinya? Wal ‘iyadzubillah. Diriku, kamu harus memahami ini dengan baik.

Bukan manusia tempatnya untuk kita meraih kembali keteduhan dari teriknya persaingan dunia. Bukan pula manusia, tempatnya untuk kita berlari mencari-cari bahu ternyaman agar mendamaikan apa yang sedang riuh dan bergemuruh di dalam dada. Tetapi Allah, hanya kepada Allah kita akan kembali. Hanya kepada Allah kita akan pulang.

Dan bukankah memang seharusnya begitu? Menyandarkan setiap permasalahan kepada Dia yang menjamin berbagai macam kemudahan?

Untukku, ketika kamu menangis namun hampa dan kekosongan tak kunjung menghilang dari jiwamu, bisa jadi selama ini bukan Allah yang kamu tuju. Akan tetapi yang kamu ikuti itu hawa nafsumu.



Bumi Allah,

Catatan Sang Musafir 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup