Gadis Kecil Itu


 

Gadis itu tak pernah kutemui sebelumnya, hanya bertukar sapa melalui media sosial saja. Entah sudah berapa tahun lamanya kita berkenalan melalui media sosial Facebook. Tapi jauh sebelum hari ini, gadis itu masih sama. Gadis cantik, manis, periang, ramah, pejuang, penuntut ilmu. Ahhh lengkap rasanya, masyaallah.

Tak begitu banyak yang bisa kutuliskan, tapi prosesnya hingga hari ini, jatuh bangunnya, perjuangannya, patah tumbuhnya bukanlah hal mudah untuk dilaluinya. Dan untuk kesemua itu hanya dia yang tahu; sudah berapa banyak air mata yang ia tumpahkan. Sudah sekuat apa usahanya untuk terus melangkah maju dan berdiri paripurna hingga hari ini. Kita hanya menyaksikan sebagiannya saja. 

Gadis itu terpaut usianya 3-4 tahun dariku. Gadis yang kemarin sore mengirimkan pesan di WhatsApp: "Kak, ada mauku kasi lihatki."

***

Seketika rasanya penasaran... kira-kira apa yah. Apa undangan pernikahan? Pikirku menduga-duga.

Beberapa menit kemudian, gadis itu mengirimkan sebuah video dan foto ini. Ahhh masyaallah, terharu rasanya. Tak pantas diri ini menjadi sosok inspirasi, sedang aku tahu sebagian prosesnya yang tak mudah. Dia yang juga menginspirasiku. 

Dik, untuk apapun didunia ini. Bersikaplah elegan nan paripurna. Karena perjuangan akan terus kita galakkan. Hingga waktunya pulang menuju kampung akhirat, surga insyaallah. 

Di depan sana barangkali tak banyak menjanjikan bahagia, tapi kita selalu percaya bahwa segala perjuangan, lika liku luka semuanya akan berlalu. Tak apa, jalani saja dengan yakin akan pertolongan-Nya. 

Dik, belum saatnya untuk merasa puas akan karya-karya ini. Karena kita adalah seorang hamba yang perlu menorehkan tinta-tinta perjuangan sebanyak-banyaknya. Yah...terus berdakwah, berdaya, dan bermanfaat. 

Dik, jika di depan nanti engkau temui jalan yang penuh teka teki. Tentang cinta, cita, dan perjuangan, jangan lupa untuk selalu menyandarkannya dalam ketaatan. Hidup ini memanglah rangkaian puzzle yang harus kita susun hingga membentuk rangkaian yang utuh. Meski barangkali bukan menjadi rangkaian yang terbaik menurut kacamata kita, tapi lagi-lagi menurut Allah itulah rangkaian puzzle yang terbaik. 

Terus berlapang, terus bersabar. 

Dengan taat yang semakin kuat, dan Istiqomah yang kian menghemat. 

Tulisan ini untukmu; Gadis cantik manis yang tak perlu kutuliskan namanya, tetapi ketahuilah saat menuliskan ini ada senyum bahagia yang terpancar. 

Selamat melangkah pada proses selanjutnya, Selamat mendewasa dengan karya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup