Akademik (atau) Organisasi

Ketika kita sedang dihadapkan pertanyaan seperti ini ”akademik atau organisasi?”. Jujur sangat bingung untuk menjawabnya karena berada dalam posisi yang sulit.Apakah mahasiswa yang menyukai bidang akademiknya harus terus belajar tanpa perlu bersosialisasi dalam organisasi? Atau apakah mahasiswa yang memiliki bakat kepemimpinan haruskah memilih organisasi dan melupakan akademiknya?. Sungguh menyulitkan.

Akademik merupakan wadah menampung intelektualitas mahasiswa sesuai minat dan bakat masing-masing yang ditunjukkan dengan jurusan yang mereka pilih. Dalam akademik mahasiswa diajari pengetahuan-pengetahuan yang mendalam tentang ilmu yang lebih spesifik. Disini cita-cita kita akan terwujudkan dengan mendalami ilmu-ilmu tersebut. Misalnya mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang Akuntan pasti akan memilh jurusan Akuntansi yang secara akademik akan mempelajari tentang"pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah." (Wikipedia). Dengan kita eksis dalam akademik diharapkan nantinya kita dapat menjadi tenaga profesional yang handal sesuai spesifikasi ilmu yang kita pelajari yaitu sesuai jurusan yang dipilih. 

Organisasi Mahasiswa merupakan suatu wadah yang disiapkan universitas untuk menampung bakat setiap mahasiswa dalam kepemimpinan. Pengetahuan saya belum begitu banyak mengenai Organisasi Mahasiswa di kampus saya (ketauan deh ga aktifnya -.-) tetapi setahu saya ada BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) tingkat kampus yang kegiatannya diawasi oleh MPM (Majelis Permusyawaratan Mahasiswa). Selain itu di setiap Jurusan juga terdiri dari berbagai himpunan jurusan. Pokoknya panjang deh kalau dijelasin haha. Jadi dalam organisasi, sosialisasi juga akan ikut berkembang. Pergaulan kita tidak hanya pada teman-teman satu jurusan ataupun satu program studi saja, tetapi berkembang keseluruh area kampus dari berbagai jurusan bahkan dapat berkembang ke universitas yang berbeda. Di dalam organisasi juga kita menghadapi banyak orang dari berbagi karakteristik manusia. Sungguh unik.

Keuntungan memilih akademik yaitu kita dapat lebih berkonsentrasi pada bidang yang benar-benar kita minati. Kita akan benar-benar menjadi tenaga profesional karena kita terus berkecimpung dalam bidang tersebut apalagi bidang itu merupakan cita-cita kita dari kecil, hal itu akan menjadi output yang bagus tentunya. Satu lagi yaitu mendapat IP yang membanggakan. Namun kerugiannya biasanya cenderung tidak dapat bergaul dengan baik dan membuat interaksi pergaulan hanya pada orang-orang tertentu saja. Dalam dunia kerja pun mungkin cukup sulit karena kita hanya mendapat input teori-teori dalam pelajaran tanpat pernah mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Hal inilah yang menjadi kendala dalam dunia kerja yang merupakan pengaplikasian dari ilmu yang kita miliki. Kita juga menjadi kurang kreatif karena dalam hal ini individualitas sangat tinggi, sehingga masukan-masukan untuk perkembangan ilmu kita sangatlah kurang padahal hal itu sangat dibutuhkan. 

Keuntungan memilih organisasi cukup banyak. Diantaranya jaringan komunikasi kita menjadi lebih luas. Jadi teman kita banyak sehingga dalam mencari kerja nantinya akan mudah karena pihak-pihak yang bekerja sama dengan kita sudah tahu kualitas diri kita. Selain itu kita juga akan mudah bergaul dalam masyarakat yang sebenarnya karena dalam organisasi secara tak langsung kita belajar untuk saling menghargai dan bertoleransi terhadap sesama. Akan tetapi kerugian memilih organisasi adalah akademik kita biasanya jatuh dan waktu juga banyak terkorbankan dalam organisasi sehingga waktu belajarpun tidak banyak. 

Dari ilustrasi yang sudah sedikit saya paparkan, kita dapat menyimpulkan bahwa sungguh sangat disayangkan jika seorang mahasiswa hanya memilih untuk menjadi akademik atau organisasi saja. Menurut saya, dengan semangat kepemudaan kita bisa eksis dikedua bidang tersebut. Itu merupakan senjata istimewa yang mereka miliki. 

Kembali pada pertanyaan awal, akademik atau organisasi?. Menurut saya keduanya sangatlah penting dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun hanya orang tertentu saja yang bisa menyatukan keduanya dalam satu kesatuan yang utuh. Bakatakademik sebagai pembentuk intelektualitas merupakan aset pembentuk kepemimpinan pemuda sejati dan bakat kepemimpinan dituangkan dalam organisasi sebagai pembentuk jiwa kepemimpianan. Kepemimpinan seperti ini akan menghasilkan proses dan hasil kepemimpinan berkualitas dari seorang pemimpin yang sangat berkompeten. 

Lalu apakah bisa pemimpin aktif dalam akademik dan organisasi?. Tentu saja bisa. Menurut saya, yang perlu dilakukan adalah manejemen waktu seorang pemimpin. Harus ada keseimbangan waktu dalam prioritas keduanya. Seorang pemimpin seharusnya sudah siap mengorbankan banyak waktu dari sekedar hura-hura yang dilakukan pemuda pada umumnya. Dalam organisasi memang kita menjadi sangat sibuk, tetapi itu bukanlah menjadi alasan untuk melupakan tugas belajar kita. Kita bisa membagi waktu untuk belajar dengan waktu untuk berorganisasi, sehingga keduanya dapat berjalan beriringan. Cara kedua yang perlu dilakukan adalah mengubah cara berpikir kita. Cara berpikir yang dahulu menyatakan bahwa kita harus memilih akademik atau organisasi dibubah menjadi seoorang yang memlih organisasi dengan berintelektual tinggi tanpa melupakan tugas akademiknya. 

Sekarang sudah saatnya adanya reformasi dalam kepemimpinan kepemudaan. Tidak ada istilah "akademik atau organisasi". Pemimpin sejati harus bisa menggabungkan keduanya menjadi kekuatan kepemimpianan mereka. Kepemimipan pemuda seperti inilah yang dibutuhkan sebagai bibit-bibit pemimpin Indonesia. Pemimpin yang mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup