Tentang Pernikahan

Akhir-akhir ini menjadi sangat intensif untuk membahas "pernikahan".
Banyak hal yang (kemudian) menjadi pertanyaan lalu perlahan dijawab dengan kedewasaan diri yang seadanya.

Tentang waktu, usia, bakti, dan mimpi.

Bagi perempuan, bukan hal sulit menentukan kapan harus menikah dan atau di usia berapa ia berkenan untuk memulainya. Sebab, kesiapan seseorang untuk menikah tidak didasarkan pada usia saja. Akan tetapi, usia (memang) menjadi parameter penting dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Yang mana merupakan kunci penting dalam berumah tangga. Sebab "kedewasaan dalam berumah tangga" lah yg dibutuhkan seseorang agar bijak dalam bersolusi. Hingga pada akhirnya siap/ tak siap akan nampak dari bagaimana ia berkacamata dan bagaimana ia menilai kemapanan diri.

Tentang bakti.
Sampai ia menyatakan sanggup untuk mengabdi pada lain lelaki, pun tak benar-benar mampu meninggalkan. Selalu ada ruang untuk dijaga. Membersamai hingga akhir, adalah ikhtiar yang ia wujudkan lewat bakti kepada suami. Bersama-sama mengabdi pada dua orang tua yang amat dicinta. Dengan tetap mengutamakan suami diatas apapun dan siapapun.
.
Lalu.
Tentang mimpi.
Tidak akan seederhana saat bercerita kepada teman atau rekan diluar lg. Melainkan butuh kelapangan dan keikhlasan dalam menerima. 
Sebab. Menaruh mimpi pada kepala suami dan membangun mimpi lewat perkembangan anak adalah wujud terbaik dari rumah sebagai tempat bermimpi yang paling utama.

Dan itu... benar-benar mimpi tertinggi seorang perempuan yang kelak menjadi istri. Yaitu menjadikan mimpi suami sebagai mimpinya, dan mimpi anak sebagai mimpinya. Serta ia berserah pada ikhtiar maksimal. Dengan cita-cita lama tak perlu dibuang. Tetap diwujudkan lewat cara yang baik dan sesuai kemampuan diri layaknya perempuan cerdas-paham prioritas. Tentunya. Prioritas disini adalah prioritas yang disandarkan pada syariat Tuhan. Memuat aturan dan batasan guna kebaikan diri lagi keluarga.

Kurang lebih begitu. 
Mungkin tak banyak yang benar. Setidaknya ini yang saya pikirkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup