Menyerah Berpasrah dalam Rasa

Menyerah dalam Pasrah
.
Kita adalah ketidakmungkinan
Rasa ini mungkin adalah ujian
Rindu ini mungkin adalah pasrahan
Dan Doa adalah jalan

Tak apa...
Tak mengapa...
Aku berpasrah dan menyerah
Barangkali rasa akan pudar dengan sendirinya tanpa dipaksa

Kita berpasrah dalam sekat-sekat jarak
Hingga rasa mengukung derai paling terluka
Kita terjerembab dalam liang rindu
Terkubur dalam perasaan

Andai namamu dapat kusebut dalam sujudku
Maka akan ku pinta
Namun, cintaku pada Rabbku tak akan ku dahului

Aku mengharapkanmu
Melalui sang pemilik harap

Maaf...
Maafkanlah...

Kepura-puraanku tak mendambamu
Ketidakpedulianku tak menginginkanmu
Keacuhanku tak mengharapmu
Sebab aku tak mampu

Aku menyerah
Rasaku kian akut
Pada rindu yang kian ku balut dalam doa, kian mendera
Melukai
Semakin melupa,
Menghindari tentangmu sebisa mungkin
Hanya semakin meresah

Aku menyerah...

Tuan,
Berhentilah muncul di beranda perasaanku
Menghantuiku dengan rindu yang nanar
Mencederai ku dengan ketakutan
Seakan-akan 'Engkau ditakdirkan untukku'

Tuan,
Aku sadar diri
Berulang kali
Memilikimu tak mungkin
Bagiku yang serba kekurangan
Kecuali kau ingin melengkapiku dengan sempurnamu

Tuan,
Jika rasaku adalah kamu semoga Allah menjaganya
Jika rindu adalah kamu semoga Allah melapangkannya
Jika temu adalah kita semoga Allah memudahkannya

Tuan,
Dalam tulisan ini semoga engkau sedang sama rindunya

Allah jagakan perasaan kita

~Sajak januari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup