Menjaga Fitrah

Pada hujan yang meninggalkan jejak ditanah basah
Membasahi tanah gersang dalam tiap rintiknya
Awet...
Hingga merah saga enggan menampakkan ronanya
Serta dingin yang menyusup dalam bilik pori-pori

Inilah Aku
Perempuan berpena yang melepas tinta untuk menulis tentangmu
'Laki-laki bertangan gagah'
Meski kita sama-sama paham bahwa cinta adalah fitrah
Tapi tak semestinya mendahului kehendakNya
Maka kubiarkan cintaku tetap bertahta
Tanpa perlu kulupa
Meski tak kau baca

Dalam perjalanan menjaga fitrah
Langkahku kadang gontai dalam kebimbangan
Dalam bilik-bilik jendela tembus pandang
Hujan mengisyaratkanku untuk terus berjalan
Menikmati setiap melodi dalam bulirnya
Sementara kabut menyuruhku untuk singgah sejenak

Aku terlalu payah dalam urusan perasaan
Sebab hatiku tak di cipta dari baja
Untuk menulis ini saja
Goresan penaku masih bertahta dalam rasa

'Menjaga Fitrah'
Rasaku lebam tak karuan
Meredam rindu dalam sembilu jarak
Kau terlalu sempurna untukku semogakan
Pada sang Ilahi Rabbi
Sementara aku begitu kekurangan dalam banyak hal
Kau terlalu istimewa
Maka kau pantas dengan yang sama istimewahnya

'Kita tak sepadan'
Apalah aku perempuan yang sedang berbenah
Masih seringkali lemah atas fitrahku
Meyakini bahwa yang menjaga hanya untuk yang terjaga

Atas sesuatu yang tak pernah kumiliki atau kumiliki nantinya

Cinta adalah fitrah
Jodoh adalah cerminan diri
Tetaplah dalam penjagaanmu
Dan akupun sama dalam penjagaanku

"Kita hanya meredam, Mendoakan tanpa perlu memiliki"

~Bulu dua, Desember 2017~

Aku Fajar dan Kau Fajar,  kita sama tapi  tak mampu merangkuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup