Jaga hati baik-baik
Pada setiap aksara yang indah, bagiku sajak adalah kekasih, Bersua dengan kegamangan senja, rintik hujan, rindu yang nanar, merobek-robek luka yang kucipta sendirian. itu menyenangkan sepaket dengan kesabaran.
Terkadang manusia suka lupa, bahwa adalah tempat pengharapan yang paling indah. ialah Allah. Bukan manusia, maka ketika tercipta rasa kecewa pada makhlukNya itu bukan lagi masalah.
Perlu hati yang luas untuk memaafkan bukan ?
Karena kemenangan adalah memaafkan.
Setiap tulisan dari ketikan jari tangan manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban,
Itulah pada tulisan kali ini, aku berhenti menulis tentang siapa Tuan yang akan kelak membersamaiku, Pada senja november, hujan membawa rindu dan di sebagian tulisanku esok tak akan kamu temui itu. Bukan karena tak ingin, bukan pula sebab patah hati tapi lebih pada menjaga perasaan.
Entah pada tulisan keberapa, maaf atas setiap harap yang tercipta ku harap kau paham bahwa hati perempuan tidak selamanya kuat. Kau juga harus mengerti tentang sebuah penerimaan “Hatiku tenang, karena mengetahui apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi milikku, dan apa yang ditakdirkan untuk ku tidak akan pernah melewatkanku.” Sungguh indah sekali perkataan Umar bin Khattab.
Menjadi tamparan bagi insan, hamba-hamba yang kadang futur, penuh dosa dan si pembantah yang nyata.
Bila tulisan kali ini menghantarmu pada kematian rasa, dan membuka pintu untuk pergi. Tidak masalah.
Aku pula tak dapat memastikan hari esok seperti apa dan bagaimana. Mungkin saja ajal telah mengintai tinggal menunggu beberapa gontai saja di pelantaran rumah. Maka maafkanlah.
.
Jaga hati baik-baik, jangan mudah berprasangka.
Komentar
Posting Komentar