Mengasihi dan Mencintai

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mu kar; merekalah orang-orang yang beruntung." [Tqs.Ali Imran: 104]

Senantiasalah berbagi cinta, Menyeruh pada kebaikan ; Saling mengasihi. Seperti orang-orang terdahulu di zaman Rasulullah.

Cinta adalah Ali ketika dia berbaring tidur menggantikan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam di kasur Nabi dalam peristiwa Hijrah, padahal dia tahu bahwa sekelompok orang telah berkumpul untuk membunuh Rasulullah, dia juga tahu bahwa dia mungkin saja terbunuh diatas kasur yang sama!

Adalah Bilal, ketika dia tidak lagi mengumandangkan azan setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam wafat, lalu ketika Bilal mengumandangkan azan lagi atas permintaan Umar saat penaklukan Baitul Maqdis. tidak pernah tangisan begitu membahana terlihat sebelumnya, saat Bilal mengucapkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullaah”

Secara teori dan praktiknya mendarahdaging dalam sabda Rasul Shalallahu alaihi wassalam: “Janganlah kalian membuat Aisyah menangis."

Adalah Abu Bakar yang mengatakan: “saat kami berhijrah, aku heran dengan munculnya susu yang tercampur air, lalu aku berikan susu tersebut kepada Rasulullah, dan aku katakan: 'Minumlah wahai Rasulullah'. Maka Rasulullah pun minum sehingga hilanglah dahaga
Adalah Zubair yang mendengar kabar terbunuhnya Rasulullah, lalu dia pun keluar dengan menyeret pedangnya di jalan-jalan kota Makkah, padahal usianya baru 15 tahun. Agar pedangnya menjadi pedang pertama yang terhunus dalam sejarah Islam.

Adalah Rabi'ah bin Ka'b saat Rasulullah bertanya kepadanya “apa yang kamu mohonkan?” Rabiiah pun menjawab: “aku meminta agar aku bisa mendampingimu di surga”

Adalah seorang wanita dari keturunan Bani Dinar. Saat suami, ayah, saudara laki-lakinya pergi ke medan Uhud lalu mereka semua mati syahid di jalan Allah, berita kematian mereka pun sampai kepadanya. Lalu wanita itu memandang Rasulullah kemudian mengatakan: “musibah apapun selainmu adalah kecil”

Adalah Thauban ketika Rasulullah bertanya kepadanya: “apa yang membuat warna (wajahmu) berubah?” lalu Thauban menjawab: “aku tidak sakit dan terluka, hanya saja jika aku tidak melihatmu aku menjadi sangat merindu kesepian sampai aku bertemu denganmu”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup