P e m i m p i (n)

Aku melihat langit, katanya, bercita-citalah setinggi langit. Tapi kemudian pikirku langit itu kan terlalu tinggi.
Aku menurunkan pandanganku
Aku melihat laut, katanya, berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Seketika aku berfikir bahwa tepi masihlah sangat jauh. Jauh sekali
Aku menutup mata, tak kulihat apa-apa. Yang kurasakan hanyalah pandanganku yang tanpa iman. Yang membiarkan hati dan fikiran tersetir oleh kecemasan akan sebuah kegagalan, ketidakpastian. Pastikah akan menang? Pastikah akan membuahkan hasil ? Akhirnya Nihil. Ah, mana pernah aku tahu jika tidak mencobanya.
Allah, memberikan manusia akal agar berfikir. Kemudian melalui seekor capung Allah biarkan manusia mencipta besi bersayap yang menembus langit. Lebih dari itu, nyatanya pernah ada yang sampai kebulan. Masih ? Kubilang langit itu terlalu tinggi ?
Allah memberikan manusia hati untuk berdzikir, mengambil pelajaran dari setiap kesulitan. Jika bagiku laut begitu luas, bukankah jalan keluar yang Allah sediakan itu tidak terbatas ? Digaris bawahi, selagi aku tidak berputus asa dan berusaha keras. Sudah ? Mencobanya dengan ikhlas?
Melalui selarik kata Pak Anies, aku sadar apa bedanya pemimpi dan pemimpin. Pemimpi itu membangunkan. Dan pemimpi itu dibangunkan.

"Pemimpi itu pemimpi pakai 'N', pemimpi yang punya Nyali." @aniesbaswedan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup