Perempuan yang tidak memajang foto di sosial media

Bismillah…

Assalamualaikum wr.wb

Orang yang berteman dengan saya di beberapa akun media sosial pasti tahu bahwa saya tidak lagi memasang foto profil yang jelas dan nyata. Biasanya saya pajang foto diri saya dari belakang lah, dari samping, dari jarak puluhan meter, kelihatan separuh bahkan saya blur dan saya tutup pake stiker ataupun hanya pajang kata-kata mutiara, hehehe. Ya… memang tidak umum bagi sebagian orang bahkan komentar saudara dan teman-teman saya lucu-lucu. Tapi saya punya sederetan alasan yang entah mereka bisa pahami atau tidak. 

“Kok di tutup lagi,nanti di kira orang tidak punya hidung lohhh”

“Ngapain di blur segala? Bikin sakit mata…”

Atau mungkin saya terkesan kayak tersangka pake di tutup-tutupin mukanya…

Bukannya sok-sok misterius meskipun saya memang agak misterius karena tidak mau menampakkan jati diri, (heheeh)

Sebenarnya bukan untuk pencitraan. Saya memang bukan cewek bercadar yang menutupi wajah, meski saya terkadang berusaha untuk menundukkan pandangan setiap berjalan. Saya sadar akan bahaya pandangan dan kuatnya pengaruh pandang-memandang.

Jatuh cinta saja bisa terjadi karena pandangan pertama (kata orang).

Sebelum saya belum benar-benar mendalami iffah izzah dalam Islam, saya hanya sempat berpikir bahwa media sosial sudah semakin tidak ada batasannya. Orang-orang tidak hanya sekedar melihat lalu memberi like dan berkomentar. Tapi lebih dari itu, bisa saja disalah gunakan tanpa sepengetahuan, ijin bahkan bisa tanpa kendali. Kita bisa dipermalukan atau merasa malu sendiri.

Saya masih ingat betul kapan dan bagaimana saya pertama kali merasa bahwa saya tidak perlu memajang foto saya lagi apalagi yang close up dan terlihat jelas. Saya juga dulu pernah jadi remaja ababil yang suka narsis dan ganti-ganti foto di FB. Namanya juga cewek, mana mau  pajang foto yang kelihatan jelek, ya pasti saya memilih foto yang paling photogenic dan gadis sampul wannabe,Alias lagi kebetulan kelihatan cantik karena pencahayaan maupun kamera yang kurang realistis. Yah,manuasiawi bin remajasiawi lahhh…

self-underestimate…

Salah satu hal lagi yang bikin geleng-geleng kepala ketika melihat fenomena meme. Iya sih, kita terhibur dan ngakak setiap ada foto orang dengan pose yang digabungkan dan dihubung-hubungkan dan kata-kata yang kocak. Sebagian orang memang sengaja foto berbagai ekspresi terus dikasih kata-kata khas meme biar kekinian, tapi sebagian lagi ada yang fotonya diambil tanpa ijin terus jadi bahan tertawaan seantero jagad raya. 

Beberapa orang ada yang protes dan marah loh soal ini… Salah satu contoh foto seorang pasangan yang cewek cantik banget, yang cowok biasa banget. Foto ini sama si meme creator di comot dan di kasih tulisan ‘Sabar mblo… Yang begini aja dapat yang cantik kok’, lalu disebarkan diakun yang followernya udah jutaan dan diketawain orang segitu bangak . Ya jelas si cewek marah lah, tersinggung pasangannya diolok seperti itu. Dia terus memberi komentar marah-marah dan meminta pemilik akun untuk menghapus fotonya yang akhirnya dihapus beneran sama pemilik akunnya. Ya ini akibat majang foto sembarangan tanpa proteksi, orang kan bisa copy semaunya.

Ada pula yang mengedit foto seorang muslimah berhijab dan di edit seakan dia dipeluk dari belakang oleh seorang lelaki yang dandannya preman dan ditengah lingkungan tidak sehat (pergaulan bebas). Tapi saat ditamatkan itu hanya editan yang benar-benar halus. Naudzubillah.. benar-benar mengerikan. 

Adapula orang-orang yang mengumpulkan foto-foto muslimah yang hijabnya belum syari, hijabnya masih sebatas leher, apalagi pakaiannya ketat sehingga terlihat kurang nyaman dilihat dan kurang pantas. Fenomena ini pun cukup ramai dibicarakan dan dinamakan jilb**bs, ini benar-benar menodai image muslimah yang berhijab.

Mungkin saja saudari itu masih belum ada ilmu, mungkin saja dia butuh diingatkan. Tapi apakah kita nggak malu, foto kita di copy, dikumpulkan jadi satu, lalu dibuat bahan tontonan. Bahan tertawaan bahkan bisa jadi sarang nafsu bagi kaum adam. Naudzubillah.. malu ya ukhti..

Jadi.. kalaupun saya ingin memajang foto yang lagi ada saya, saya pilih yang paling jauh.. kira-kira wajahnya nggak kelihatan dan gaunnya yang tidak membentuk badan. Sehingga laki-laki tidak bisa membayangkan seperti apa sebenarnya saya, dan itu sangat jarang saya lakukan. 

Terlepas dari itu, kita memang perlu hati-hati.

Semua akan Allah Swt minta pertanggung jawabannya termasuk tulisan saya ini. Apa yang kita tulis, kita post, kita upload di sosmed akan terus tersimpan.Kalau buruk, dosanya terus mengalir selama ada orang yang melihat maupun membaca. Jadi pastikan kita benar-benar seleksi apa yang kita share…

Sekian, semoga bermanfaat..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup