Kepada Ibumu

Ibu, perkenalkanlah
Aku adalah seorang wanita biasa, dari keluarga yang biasa, pendidikan yang biasa, kecantikan dan keimanan yang tak seberapa

Ibu, dengarkanlah
Aku bukan semulia ibunda khadijah
Bukan pula salah seorang tokoh wanita yang mengguncang dunia

Ibu, percayalah
Aku hanya wanita biasa yang setiap hari berusaha berbenah tentang pola yang salah
Aku hanya wanita biasa yang setiap saat berusaha hebat didalam taat

Ibu, izinkanlah
Setiap langkahku menyemai benih kasih yang amat berbinar dan membuatmu tenang
Setiap ucapku mampu memberi hangat dipelupuk usia senjamu

Ibu, perkenankanlah
Aku menjadi seseorang yang serta merta membawa sepenuh hati pada putramu, meramaikan segala hiruk pikuk bahagianya hingga dijanji kedua, menemaninya didalam sendu dan tawa, yang akan mencintainya segenap jiwa dan raga, hingga yang ia rasa hanya bahagia dalam kebahagiaan, aku dan putramu, berdua

Ibu, ini hanya sebuah catatan kecilku dalam rindu yang menelisik kian hebat
Aku masih saja seperti bulan yang setia menunggu dipenghujung jalan
Dan putramu ibu harus tetap menjadi tulisan-tulisanku yang diam, sebab aku akan menunggunya dengan kepercayaan yang paling benar-benar

Biarkan saja bu, biarkan aku dan putramu tetap jalan saja, seperti lalu dan melaluinya hingga kepulangan akan menghantarnya lagi tepat didepan beranda pintu rumahku

Ibu, aku menunggunya
Aku menunggu hingga janji suci terucap indah dari lisannya

Ibu, aku menunggunya
Aku menunggu lisan qabul darinya
menyambut ijab dari ayahku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup