Bersama atau (pun) tidak

Segores senyum yang padanya hatiku berlabuh,
ia adalah bentangan senja yang dengannya aku meneduh.
ia adalah barisan rindu yang sering menyapa sendiriku, juga terlintas dalam ramaiku.

tapi ia adalah hujan lebat yang aku tak akan selamat jika menari dibawahnya

ia adalah puncak gunung tinggi, dan aku tak sebercanda itu untuk mendakinya tanpa persiapan apa apa

waktu akan mengubahnya menjadi apa saja, 
tapi aku butuh hatiku untuk terus berjaga-jaga, agar bagaimanapun waktu mengubahnya, hati ini tetap teguh pada takdirnya. 
agar hati ini tetap terjaga, dalam cinta yang diam, diam-diam mendoakan, diam-diam mengikhlaskan, 
hingga meskipun perasaan itu berakhir menyakitkan, takkan pernah ada pertemuan yang disesalkan, takkan pernah ada rindu yang tak tersampaikan, karena ia sudah tertumpahkan bersama doa-doa yang dilambungkan.

Karena pada-Nya lah semua harapan tercurahkan, pada-Nya pula diri ini dipasrahkan. ❤️ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup