Pertanyaan Tentang Menikah

Jika hari itu tiba pastikanlah ia yang memintamu menjadi istrinya adalah ia yang memilihmu karena agamamu. Demikian pula engkau memilihnya.

Sebab yang memilihmu karena agamamu saat ia marah tak akan menghinakanmu, dan dengan cintanya ia akan memuliakanmu 

Hari ini, bila engkau bersedih dengan pertanyaan "Kapan Menikah ?" Tidak apa-apa sayang. Sadar memang, usia terus bertambah dan wajar bila pertanyaan itu tertuju padamu. Bila pun di anggap pemilih, tidak apa-apa. Bukankah kita akan membina rumah tangga yang tujuannya adalah ridha Allaah, yang kita tau untuk menggapai ridha Allaah pasti akan diuji. Tidak mudah, tapi kita berupaya melaluinya dengan ikhtiar juga sabar yang baik, dengan prasangka yang baik. Bahkan orang tua pun berpesan bahwa menikah ujiannya tak sembarangan, jadi bukankah kita harus memilih pemimpin yang tau hendak kemana kita akan menuju, yang tau bagaimana menghadapi ujian dan memegang kendali atas banyak keputusan. (Ah, aku takut menuliskan banyak hal perihal ini sebab aku belum menjalaninya). Laa hawla wa laa quwwata illa billaah.

Kita bukan barisan orang yang menolak menikah bukan ? Kita berusaha menanti dan berikhtiar (meski untuk mengatakan yang terbaik pun tak berani) Cukup Allaah yang tahu bagaimana kita melalui fase ini, cukup pada Allaah kita meminta dan mengadukan segalanya.

Kita sama sama tak pernah tau, tapi kita mengetahui bahwa kita berharap dan bersandar pada Allaah. Biar Allaah yang mengatur hidup kita.

Bila pun dibilang "kalau pasrah, ngga ikhtiar gimana jodohnya mau datang" :') Allaahul musta'an.

Dan berhenti menggerutu atas ekspetasi orang lain tentang hidup kita, sebab mereka sesungguhnya tidak tahu. Belajar untuk tidak membandingkan bahagiamu dengan bahagia mereka. Sebab, Allaah karuniakan beberapa nikmat untuk kita pun tak sama, dalam waktu yang tak sama pula.

Tetaplah dengan hatimu yang baik, yang mudah merasa cukup, yang memilih untuk mensyukuri atas apa yang telah Allaah karuniakan.

Dengan begitu, hidupmu akan tenang. Tak bersedih atas bahagia orang lain. Tak digerogoti hasad yang hanya akan menyusahkanmu. Tetap dengan prasangka baikmu pada Allaah, biar fase upaya ini menjadi rahasiamu dengan Allaah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup