Seseorang Yang Mencintai Senja

/1/

Ini kisah tentang kita, yang mengembara pada beberapa perihal sunyi tentang apa itu waktu. Kisah tentang siapa yang memulai catatan petang hari kembali menyala bagai sumbul cahaya di ujung sana. Merekah dalam sebagian tanda, lalu kita akan pulang dan kembali merenungkan semua penggalan cahaya sederhana itu. Menjelma semburat tak berjarak semenjak lupa menjadi jawaban atas kisah-kisah kita di sepanjang hari. Aku tahu, sedari tadi kau terduduk di depan rak buku kesayanganmu. Membaca dan mengeja setiap hurufnya, lalu engkau pernah mengabarkan bahwa ada yang jatuh semenjak senja mulai kau cinta. Menjanjikan sejumlah perihal ranum tentang kehidupan dan semesta isinya yang dulu pernah lupa engkau rangkai.

/2/

Dan kini, aku mengerti mengapa engkau bisa mencintai senja begitu dalam. Seperti katamu, senja adalah sejumlah pertemuan yang tak mungkin kau ingkari kehadirannya. Senja adalah cinta dan sejarah yang memulai semua catatan sederhana kepunyaanmu. Senja adalah tanda paling baik untuk pulang dan mengenang sejumlah kenangan yang mengekal pada ingatan tentang kita sendiri. Senja adalah jelma rahasia yang selalu ditandai Maghrib sebagai jalan mengenang segalanya di sini. Melingkarkan sebagian makna, lalu kita akan berlari-lari kecil, menukar segala pada perihal-perihal paling sunyi tentang siapa kita sesungguhnya. Selalu ada jalan untuk pulang, menapakki berbagai macam jendela ingatan semenjak kapal pertama pulang dan tertambat tenang di dermaga. Membelakangi birunya laut, namun ia selalu tersenyum pada langit orange kesukaan kita.

/3/

Kau pernah berujar sederhana pada catatan-catatan itu. Tentang cintamu pada senja, atau tentang rasa syukurmu pada sebaris nikmat yang digariskan-Nya di ujung perjalananmu. Dan, seperti kata waktu, kita akan pulang memilih segalanya pada bayang-bayang sunyi yang mulai menebal di setiap aksara kita sendiri. Atau kita akan memilih bercerita, merangkai sejumlah kata, menafsir berbagai macam makna tentang apa itu senja dan cinta yang disimpannya. Dan aku mulai mengerti semuanya sendiri di sini. Cinta yang mengalir sederhana di sekujur tubuhmu telah menautkan banyak ikrar untuk tetap bekerja dengan cara-cara ajaibnya. Lalu senja mulai menebalkan kisahnya, merangkai semuanya menjadi satu lukisan paling indah di sepanjang catatan sejarah kita yang tak pernah berhenti untuk terus menerus memulainya. Lalu, kita akan kembali menjadi seseorang yang asing, luput dari setiap pandangan mata, membaca semacam rumusan, menautkan sepilihan tanda pada jalan-jalan sederhana di ujung sana. Seperti katamu, cinta adalah ikrar paling suci yang setia menunggu senja pulang menuju jalan terakhirmu.

/4/

Atau kita akan mulai merapalkan sebentuk doa, membiarkannya menjadi semacam nyala sederhana pada bukit-bukit harapan, menjelmakan segala riwayat di sepanjang jalan menuju kapal-kapal sederhana tempatmu biasa berlabuh, mengarungi samudera luas, dan di ujung jalan sana engkau selalu mengepalkan tanganmu, berharap esok atau nanti engkau bisa menjadi sang juara, melepas sebagian tanda pada jalan-jalan sederhana untuk terus pulang dan menuju satu nama yang tersurat atas perjalanan kita. Karena, seseorang yang mencintai senja selalu ingin tetap mensyukuri segala baris nikmat yang digariskan-Nya pada peta sisa usia yang tak bisa dibanggakan, harta yang tak bisa dibawa pulang menuju alamat-Nya, atau pesta-pesta kebanggaan yang suatu hari nanti hanya akan menjadi percik api tak berkesudahan di rumah-Nya yang abadi, atau segala bentuk sujud pasrahmu pada-Nya hingga kelak harapanmu untuk berpulang menuju rumah-Nya kelak akan menjadi satu-satunya jalan pulang yang terbaik.

/5/

Aku tak bisa menafsir atau sekedar menerjemah sosok sederhana itu. Sosok yang cinta pada senja dan adzan Maghrib. Sosok yang selalu merindu dan mengidolakan setiap kali adzan Maghrib berbunyi nyaring dari menara-menara mesjid di kampungnya. Sosok yang selalu bersuka cita akan hadirnya kabar lembayung mampir di kampung halamannya. Sosok yang selalu setia, menunggu pelangi hadir selepas hujan di senja yang tua itu. Dan aku mengerti, senja telah menjadi misal paling indah untk mengalamatkan kata pada satu cinta menuju alamat-Nya yang indah.

Catatan Rindu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup