Ditikam Rindu

Hari ini aku kembali dikoyak rindu. Ia yang hendak rindam sedang aku yang menangis, selalu begitu.

Sesederhana itulah ekspresi rinduku. Yang tidak sederhana adalah upayanya. Upaya menekan rindu lah yang tidak sederhana. Disana ada perang batin yang selalu mengoyak jiwa. Aku bisa seperti orang gila.

Aku rindu.
Aku harus memburu waktu. Agar rindu itu tidak lekang oleh waktu.
Apalagi soal jarak.
Ia tidak ada apa apanya dibandingkan dengan kuasa Rabbku.
Aku percaya itu.

Selamat berjuang, orang pentingku. Aku juga mau jadi orang sibuk disini supaya aku tidak mati dimakan rindu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup