Kesempatan

Aku selalu percaya dengan segala jalan sederhana di ujung namamu itu. Melepas sebagian romansa tentang segala cinta yang bekerja sederhana di ujung hati kecilmu. Mencoba untuk tetap bertahan sembari merapalkan doa-doa sederhana tentang kapal-kapal tegak yang pulang menuju dermaga tempatmu biasa menunggu kabar tentang lelaki teguh yang mencintaimu. Aku percaya, ia pasti akan pulang seperti pulangnya ombak pada pantai yang setia menunggunya di setiap waktu.

Aku selalu percaya bila matahari akan datang menepati janjinya. Membiarkan segala susunan ingatan tentang aku, kamu dan sejumlah bilangan ganjil di depan sana kembali meruap dalam satu per satu jendela kenangan tentang pahit yang menerjemahkan rindu untuk berpulang pada hatimu. Di sini, cinta telah menentukan cara kerjanya untuk kita. Saling melepaskan dan merelakan segala perihal yang terjadi di ujung hidupmu sembari melepas apapun yang sesungguhnya bukan milik kita.

Aku selalu percaya dengan takdir yang tak pernah bisa dipesan dan diubah itu. Yang sering membuat kita merasa diperlakukan tidak adil oleh beberapa kalimat kecil di ujung pengharapan kita nantinya. Sering membuat kita kecewa bilamana ketidakadilan menjadi pemandangan keseharian yang setia menemani perjalanan panjang kita di ujung sana. Atau aku akan tetap bertahan memberimu sedikit ruang untuk kembali memperbaiki setiap pendar cahaya gelap di ujung hatimu.

Aku selalu percaya dengan bintang yang seringkali kita jadikan tempat sederhana untuk merapal doa. Membiarkan rakaat-rakaat itu tetap tegak dan syahdu ketika kita narasikan bersama pada setiap arah cinta yang berjuang untuk kebahagiaan kita. Aku ingin kembali pulang, merasakan setiap denyut khasnya, membiarkan debarnya menjadi kalimat-kalimat sederhana nan puitis untuk saling mengeja dan menggambarkan rasa kita yang bekerja dengan begitu indah dan menakjubkannya.

Aku selalu percaya tentang cerita yang bersemayam di ujung dadamu. Saling bertahan dari segala tanda yang mengepalkan banyak harap. Membaca jumlah-jumlah sederhana tentang cinta kita dan segalanya yang bekerja untuk kita. Di sini, rahim telah mengekalkan segalanya. Membiarkan semua bilangan itu pulang dan menemukan jejak tuanya pada sepilihan kalimat sederhana tentang waktu dan kita yang masih tegak dan percaya pada kesempatan kedua di ujung sana.

Kamu mungkin tak percaya dengan separuh janji matahari kepada bumi yang disinarinya. Ketika segala gelap telah menjadi keseharianmu semenjak pahit mengubah rasa manis di cangkir susumu. Namun, entah mengapa aku selalu percaya. Ketika pahit telah menjelma keseharian di setiap kata dan langkahmu. Suatu hari nanti pasti ada yang menggantkan rasa pahit di cangkir susumu itu dengan rasa manis yang jauh lebih manis dari rasa susu yang biasa kau nikmati itu.

Kamu mungkin tak percaya dengan ombak yang pulang pada pantai di setiap waktunya. Ketika segala kepergian menimbulkan nyeri yang berlubang-lubang di ujung dadamu. Di sini, aku masih tetap bertahan, memberimu ruang untuk kembali menjadi seperti kamu yang dulu. Bukan kamu yang sekarang, yang mudah jatuh bahkan melemah bilamana ingatan-ingatan pahit itu menjelmakan satu kenangan yang sulit untuk engkau lupakan atau relakan terjadi di garis takdir perjalananmu.

Kamu mulai percaya dengan setiap nasib yang sia-sia dirutukki begitu saja. Tidak ada gunanya sesal bila segala garis sederhana tentangmu terus saja kau ratapi sebagai kutukan darinya. Kataku, itu bukan kutukan namun itu hanya ujian sederhana. Ujian yang kelak akan membuatmu naik kelas dan naik tingkat. Ujian yang akan membuatmu menjadi lebih tegar dan kuat dari sebelumnya. Ujian yang akan membuatmu mengerti betapa indah menjadi sosok paling dinantikan itu.

Kamu pun mulai percaya dengan segala indah yang terbentang di ujung namamu. Menghiasi setiap biru langitmu, atau kita akan kembali bersorak merayakan segala kejadian indah di ujung tafsirmu tentang kemenangan dan kesempatan kedua yang menjelma nyata di ujung kedua matamu. Di sini, kita akan kembali menemukan tafsir-tafsir ajaib tentang indah yang datang dengan begitu ajaibnya. Dan kita pasti bisa merayakan segalanya, membiarkan waktu dan kabar-kabar sunyi itu datang menemani kita.

Kita pun harus percaya bahwa tidak ada yang sia-sia di ujung perjalanan ini. Semua sudah diatur dan dibuat garis kecil oleh-Nya. Kita mungkin bisa melanggar batas-Nya, lalu mencoba kembali untuk tidak melanggarnya. Dan begitulah, kesempatan kedua selalu datang dengan sederhana, berliku dan penuh dengan ujian atau cobaan di setiap sisi-Nya. Namun, kita akan selalu percaya tidak ada yang mustahil bagi-Nya bilamana kita lulus dari segala ujian yang diberikan-Nya kepada kita. Tentu, kita akan naik kelas pada suatu hari dengan rencana-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup