Perempuan Senja
Senja tak pernah kehabisan pesonanya, bukan tak ada, hanya mata tak mampu menyaksikannya
Bukankah setiap yang kuat juga harus terus dikuatkan?
Segala harap kau larungkan, karya senantiasa diperjuangkan dan pada senja kau akan menceritakan tentang kepasrahan, menjadi penyempurna setiap peluh dan harapmu, hingga senja mampu melebur segala resahmu, mengokohkah setiap langkahmu dan menguatkan tekadmu.
Aku kagum pada mereka, para perempuan senja,
Yang mampu menyebarkan kebahagian meski hatinya sedang bersedih
Yang mampu menyimpul senyum meski perasaannya sedang hancur
Yang mampu memikirkan juga berkontribusi untuk sekitar tanpa melupakan kewajibannya
Yang mampu menata dirinya bersamaan dengan terus menata sekitarnya
Yang mampu tak egois hanya untuk kesenangan semu
Bahwa setiap perempuan memiliki keistimewaannya masing-masing, namun ia bukanlah makhluk yang sempurna. Jikapun pada beberapa bagian ia begitu lemah, percayalah pada bagian yang lain ia begitu memesona. Dan setiap kita berhak atas pilihan-pilihan kita. Dan percayalah setiap orang sedang berusaha menyelesaikan setiap pilihannya. Hargailah setiap pilihan masing-masing dan selesaikan setiap pilihanmu.
Bukankah kebaikan itu banyak? Pos-pos kebaikan tak mungkin di biarkan begitu saja kosong tanpa penjaga sekaligus pemerannya, bukan? Apapun pilihanmu, bukankah tugas utama semua makhluk yang kau beri nama perempuan adalah sama, sebagai penyambung mata rantai peradaban. Bukan sebuah tugas individu melainkan tugas bersama. Lantas, masih saja egois? Sekedar menjaga perasaan sesama perempuan, misalnya. Menjaga dan mendidiknya, sebagai wasilah pembentukan dan mempersiapkannya. Dengan cinta kita bersama, dengan kerja kita berkarya, dengan harmoni kita satu hati untuk peradaban.
“Mendidik seorang laki-laki, sesungguhnya hanya mendidik satu dari jutaan penduduk bumi. Tapi jika mendidik seorang perempuan, maka sesungguhnya sedang mendidik sebuah bangsa”
Dibalik laki-laki hebat, ada perempuan yang luar biasa.
Komentar
Posting Komentar