Bicara Takdir

Tidak mengurangi kemuliaan sedikitpun bagi Maryam meski ia tidak menikah. Tidak mengurangi kemuliaan sedikitpun Aisyah radhiyallahu'anha meski ia tidak memiliki seorang anak. Dan tidak mengurangi kemuliaan sedikitpun Nabi Ayyub alaihisallam meski ia ditempa sebuah penyakit.

Tidak berkurang sedikitpun kemuliaan mereka. Tidak menjadikan hal itu hina atas mereka, sebab Allah telah memilih mereka, sebab mereka memahami hakikat takdir, sebab mereka memahami hakikat kehendak-Nya adalah baik.

Mereka tetap bersabar atas apa-apa yang ditetapkan untuk mereka.

Demikian seharusnya diri kita, iman haruslah menjadi keyakinan tertinggi atas apa-apa yang menjadi kehendak-Nya. Menjadikan diri semakin mencintai-Nya, menjadikan diri semakin bersabar atas ketetapan-Nya.

Kalau tidak meluaskan sabar dan syukur, lantas apa yang akan kita lakukan? Sebab memprotes takdir bukanlah sebuah pilihan.

Yakinlah, akan selalu ada bahagia setelah kesedihan. Akan selalu ada kesembuhan setelah kesakitan. Akan selalu ada pertolongan setelah ujian.

Arus air tidak akan menenggelamkan musa kecil. Padahal ia masih bayi penuh dengan kelemahan.

Sedangkan air laut telah menenggelamkan fir'aun. Padahal ia ada dipuncak kekuatan dan kejayaan.

Tidak membahayakan kita kelemahan kita. Jika kita bersama Allah.

Dan tidak bermanfaat kekuasaan kita dan keperkasaan kita. Jika kita jauh dari Allah.

Selama kita bersama Allah. Maka siapapun tidak berhak merampas kebahagiaan kita. Dan apa-apa yang ditetapkan untuk kita adalah baik. Semuanya baik, meski sangat sakit yang dirasa. Percayalah, akan ada kebaikan atas kesabaran itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup