Mitsaqan Ghalizha

Aku telah menyepakatinya. Begitu pun dengan engkau. Aku hanya ingin kita saling mengikat, membacakan sepilihan tanda tentang kabar-kabar sunyi yang begitu akrab pada perjalanan paling panjang. Dan kita akan pulang menikmati segala risalah indah di ujung perjanjian yang telah kita sepakati bersama di hadapan-Nya. Meskipun kita tahu, hanya aku yang berjanji teguh di hadapan ayahmu, lewat ijab qabul sederhana di pagi ini.

Kita telah menyetujuinya. Kembali pada sebagian perjalanan, mengulang sebagian tanda untuk kembali pulang dan melangkah lebih pasti. Mengenang sebagian tanda pada jejak-jejak harapan yang selalu saling silang. Membacakan sebagian ayat tentang hidup dan kebersamaan dalam satu ikatan bersama bukan satu ikatan terpisah. Kita akan kembali pulang mengenang sebagian tanda dan perihal tentang kita yang dipersatukan cinta pada hari penuh doa.

Selalu ada jawaban tentang kita sendiri. Mempertanyakan segala kesanggupan tentang jalan-jalan abadi yang memutar segala sunyi. Membiarkan kita kembali pulang dan mengabadikan sebagian kata pada perjalanan-perjalanan panjang tentang kita. Dan ada yang setia bersuara lantang, mengejakan sebagian harapan pada satu per satu tanda di ujung halaman kita sendiri. Aku hanya ingin kembali pada satu perjalanan tentang ikatan teguh kita pada satu jalan yang sama.

Tak perlu risau apalagi gelisah bilamana kita kembali pulang pada ikatan-ikatan samar di ujung sana. Berjalan, lalu kembali memutar sebagian risalah rindu tentang hidup yang harus terus kita perjuangkan bersama. Atau kita akan kembali mengulang semua semesta tanda, berjalan pada satu putaran tentang cinta dan sebagian tanda di ujung sana. Dan aku ada jawaban menyendiri tentang kita pada kabar-kabar paling sunyi di ujung sana untuk kembali bersama pada satu catatan.

Entahlah, kita selalu tidak tahu tentang semua risalah rindu. Membacakan hikayat-hikayat cinta yang selalu besar di sepanjang sejarah. Membentuk peradaban-peradaban gemilang yang mengembara tenang pada sejumlah risalah cinta yang menyatu pada sebagian tanda tentang tegak dan sempurnanya sebagian risalah benar ini. Atau kita akan kembali menjadi sebuah jawaban tentang kita dan kebersamaan yang kembali mengembara tenang di ujung doa-doa yang dirapalkan.

Aku kembali memenuhi wajibku padamu. Mengembara pulang pada sebagian risalah benar dimana kata-kata tentang rindu yang sendiri. Berjalan pada sebagian malam, membaca sebagian ayat tentang rindu untuk kembali meneguhkan sebagian tanda. Membiarkan semua samar kembali pulang pada riwayat-riwayat panjang tentang hidup yang harus kita perjuangkan. Bersama, kita akan melewatinya, karena perjanjian teguh ini bukan milik seorang namun milik kita berdua.

Selalu ada tanda yang kembali mengejakan rasa bahagia diantara kita. Merapalkan lebih banyak doa tentang kita dan semua kebaikan yang menjelma nyata di ujung sana. Melepas sebagian tanda pada jejak-jejak kita yang bersama, melarungnya bersama kepalan doa yang dirapalkan para tetamu, lalu kita akan saling menanam tua, membiarkan semua jalan menjadi bias. Dan kita akan tetap berpulang menuju dermaga impian di ujung sana.

Aku tahu, kamu bukan milikku seutuhnya. Begitu pula aku bukan milikmu seutuhnya. Kita mutlak milik-Nya. Kita akan kembali pada-Nya bukan pada siapa-siapa yang menjadi pasangan hidup kita. Kita tidak layak menangisi semua garis takdir-Nya yang berketetapan bahwa jalan kebersamaan ini adalah milik kita. Karena, sampai kapanpun juga kita tetap milik-Nya. Kita akan kembali pada setiap suratan-Nya. Dan bilamana Ia sudah menetapkan kita hanya bisa berujar sami’na wa atha’na. Kami mendengar dan kami taat atas apa yang telah Kau gariskan.

Aku tak ingin kita saling memandang beda. Mengurai sejumlah warna terpisah yang terjalin diantara kita. Membisikkan sejumlah ayat-ayat sederhana tentang ikatan bersama kita. Dan kau tahu, separuh dari perjanjian ini telah kita ambil bersama. Dan kita akan kembali aamiinkan bersama sambil membuat segalanya terang di ujung sana sampai jalan bahagia ada untuk kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup