Kata siapa cemburu itu selalu menjengkelkan

Malam itu, adalah malamnya Bunda ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘anha
.
Seorang lelaki, utusan yang Mulia; Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam membalik badan dan meletakan kedua sandalnya didekat kakinya
.
Kemudian, beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam membentangkan sarungnya di atas tempat tidur, lalu tidak beberapa lama setelah itu, beliau mengira bahwa Humaira-nya telah tertidur larut dalam mimpi indahnya
.
Beliau bangkit dan memakai sandalnya, mengambil sorbannya pelan-pelan, dan membuka pintu pelan-pelan. Keluar pun, dengan pelan-pelan
.
Pasti Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam hanya tidak ingin permaisurinya itu terbangun dari lelap anggunnya
.
Tapi siapa sangka, ternyata Ummu ‘Abdillah (‘Aisyah Radhiyallaahu ‘anha) menyimpan rasa-rasa curiga kepada suaminya. Sang Bunda ikut bangkit dan menutupkan sarungnya ke mukanya. Dan ia mulai berjalan pelan-pelan membuntutinya
.
Hingga tibalah arah tuju Baginda shallallaahu ‘alaihi wa sallam; pemakaman Baqi’
.
Beliau mengangkat tangannya sebanyak tiga kali dan memanjangkan do’anya. Setelah itu, segera berbalik dan hendak kembali pulang ke rumah cinta-nya. Sang Bunda gugup, Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berjalan cepat, ia pun mempercepat langkahnya
.
Ternyata suaminya semakin cepat, dan ia pun menambah lagi langkahnya. Sampai tibalah ia lebih dulu dan membaringkan tubuhnya kembali di tempat tidur.
Saya rasa jantungnya pasti berdegup begitu cepat
.
Maa syaa Allaah.. manis sekali… saya jadi senyum-senyum sendiri menulisnya :’))
Suaminya masuk, beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya;
“Ada apa denganmu wahai ‘Aisyah, kamu sepertinya menyimpan keraguan?”
Kalimatnya begitu lembut,
.
“Tidak, Rasulullaah. Tidak apa-apa.” Jawab ‘Aisyah.
“Bicaralah, beritahukan saja kepadaku. Atau.. nanti Allaah Yang Maha Tahu yang akan memberitahukannya padaku.”
.
Hmm, benar yaa, siapa yang berani menyembunyikan sesuatu dari Kekasih-Nya? Kemudian, ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘anha pun menceritakan kesemua-muanya

Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bukannya marah dan jengkel -seperti suami kebanyakan apabila istrinya cemburu sampai membuntutinya-, malah melontarkan pertanyaan yang saya kira akan membuat Humaira-nya tercubit malu, beliau bertanya
“Jadi, benar, kamukah itu bayang-bayang hitam yang kulihat di hadapanku semalam?”
.
Lalu ‘Aisyah Radhiyallaahu ‘anha mengangguk mengiyakan pertanyaan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam
.
Maa syaa Allaah..
Maha Romantis ya, Allaah..
.
Dada saya ikut berdebar membacanya. Seolah menyaksikan kebahagiaan yang menyejarah di bumi ini. Dialah ‘Aisyah, sang wanita cerdas, cantik, energic dan sukses mengemban amanah Rabb-nya. Yang terbalut prestasi, dan cinta yang luarbiasa kepada suaminya; Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam
.
Ia tidaklah se-kaku apa yang kita kira. Ilmunya tidak membuatnya keras hati dan besar gengsi. Lihatlah, ia tetap manis bahkan dengan kecemburuannya
.
Semoga, Allaah Ta’ala senantiasa Meridhoi-nya.. shalawat dan salam atasmu Yaa Rasulullaah.. :’)
.
Dengan penyesuaian kalimat tanpa menambahi yang merubah makna, diriwayatkan oleh imam muslim dalam shahihnya, kitab al-janaaiz, no 974

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup