Surat Jatuh Cinta

Akal telah menemukan jejaknya pada detak yang kemudian. Meminjamkan amsal sederhana dalam doa-doa yang mengabulkan segala kekalahan. Menjemput menang untuk bahagia di kemudian hari. Lantas luka telah bersiap-siap memenuhi pentas dan merayakan hari membanggakannya. Jujur, aku sedang tidak mengigau. Membiarkan harap menarasikan dirinya sendiri. Memutar kemenangan yang kini senyap di dada. Atau ada yang kembali merahasiakan tanda, mengeja bahagia dalam surat-surat panjang yang mengutuhkan kita di sebaris kita. Ah, aku akan datang menjemput bahagia yang tak lagi menang. Membiarkan kalah bersorak dalam dada, mengabarkan cinta yang utuh diriwayatkan pada setiap tanda dimana kemenangan-kemenangan adalah kalimat paling lepas dan tepat untuk menyatakan apapun yang biasa kita sebut sebagai duka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Faidza ‘Azamta Fatawakkal ‘Alallah

Pilihan Hidup