Dakwah adalah Makanan

Dakwah adalah makanan disini mungkin sekilas timbul dua cabang makna dibenak kita. Pertama, dakwah adalah amanah yang dipercayakan kepada makhluk bernama manusia, analoginya dakwah adalah tugas pokok layaknya makanan yang menjadi kebutuhan pokok. 

Ballighu 'anni wa lau aayah, sampaikan dariku walau hanya satu ayat. Sabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallamdengan perawi Imam Bukhari. Kedua dalam artian melakukan dakwah tersebut. Inilah yang dimaksud Ust. Salim kala itu, dalam berdakwah penuhi kebutuhan pokok obyek dakwahnya dahulu baru kemudian diselibkan pesan- pesan ajakan atau seruan. Tidak lain tidak bukan itulah arti kata dakwah; ajakan, seruan, panggilan.

Kemudian latar berganti ke meja makan rumah, terletak di ruangan rumah paling belakang. Kursi yang mengelilingi meja kayu oval ini berjumlah enam sesuai jumlah anggota keluarga saat ini. Dengan catatan keponakan kecil yang belum genap setahun makannya dipangkuan. Posisi mejanya menghadap dua daun jendela yang jika dibuka menyuguhkan pemandangan kebun hijau lengkap dengan daun gugurnya yang menyelimuti tanah. Sesekali ayam atau bebek lalu lalang mejemput rezeki mereka masing- masing. Nah bisa dibayangkan meja makan ini menjadi latar berkumpulnya keluarga yang tidak sadar mengalokasikan porsi waktu cukup lama, alamnya berkonspirasi menciptakan suasana demikian nyaman. Bapak sang pemimpin keluarga. Kesadaran akan posisinya membuat beliau lebih banyak memulai bicara ketika sedang mengoval sambil menyantap masakan ibu.

Kala itu dilingkupi keberkahan ramadhan. Sekitar pukul 03.50 ibu mulai menghapiri kamar anak- anaknya mengajak sahur. Keluarga ini memang seingatku selalu mengakhirkan sahur, meski kadang karna bangunnya telat diniatkan mengakhirkan sahur, hehe. Supaya dapat pahala mengamalkan sunnah puasa. Kursi terisi empat dari enam, minus mas pertama berserta istrinya. Kondisi last minute ini memfokuskan masing- masing pada makanannya, hanya ada sesekali perbincangan ibu atau bapak yang menyuruh nambah lauk kepada anaknya yang sudah merantau semua ini, mumpung di rumah makan yang banyak, mungkin demikian yang dipikirkan. Aku atau masku hanya mengangguk karna mulut sedang penuh atau jawaban singkat "sudah buk, sudah kenyang" pertanda perutnya yang penuh. Teh hangat menjadi minuman selera orang tua, tek terkecuali bapak dan ibu. Menularlah ke anaknya juga ikut menutup sahur dengan teh hangat.

"Mam, menurutku kamu cocoknya memperjuangkan pintu surga yang untuk ahli sedekah deh," Mam pelesetan Mom menjadi panggilan sayang

Bapak memulai pembicaraan. Kondisi keluarga dengan jatah rizeki yang kiranya lebih dari mencukupi daripada tetangga sekitar, sumber rizekinya yang lebih heterogen daripada kebanyakan yang hanya menekuni satu pekerjaan menjadi alasan akurat bagiku untuk membuatku mengangguk puas setuju. Tapi ibu tidak langsung menerima nasihat bapak, sederhana sih, hanya perlu dipahamkam. Bapak yang lebih tua, dan sekali lagi yang menjadi pemimpin keluarga, sudah terlatih dengan hal demikian. Harus pandai bersilat lidah dan menjadi orang yang panjang ususnya. Panjang ususnya adalah kiasan bagi orang yang sabar menurut pepatah jawa.

"Pintu surga itu ada banyak jenisnya, ada yang untuk ahli puasa, ahli sholat, ahli jihad, haji, taubat dan masih banyak lagi. Nah kita kudu (harus) punya target nih mau masuk lewat yang mana. Cek sholat kita, puasa kita, sedekah kita dll. Sudah pantas belum untuk memasuki pintu surga Allah? Makanya harus punya amalan andalan nih."

Bahkan sejak awal perbincangan yang aku setujui saat itu pula terpelatuk, huhu aku mau masuk lewat mana ya, pikiranku riuh menyadari amat sedikitnya bekal.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barangsiapa termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka ia akan dipanggil dari pintu shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitulah tutorial tersirat cara bapak berdakwah di obyek dakwah yang mesti pertama disentuh.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at- Tahrîm:6)

Ya Allah, jadikan keluarga kami keluarga yang kembali berkumpul di 'tamanMu yang mengalir dibawahnya sungai- sungai'

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita dibalik Jilbab

Wallahu Ya'lamu Wa Antum La Ta'lamun

FILOSOFI SENJA